Senin 31 Jul 2017 16:56 WIB

Tema Pewarnaan Alam Jadi Fokus Sleman Fashion Festival 2017

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
Batik dengan pewarna alami dari pohon bakau
Foto: nfitriah.blogspot.co.id
Batik dengan pewarna alami dari pohon bakau

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tema pewarnaan alam menjadi fokus utama dalam perhelatan Sleman Fashion Festival (SFF) 2017 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman bersama Pokja Fashion KADIN Indonesia itu akan berlangsung selama 7-13 Agustus 2017.

Ketua Fashion KADIN Indonesia Luwi Saluadji menjelaskan, topik tersebut sengaja dipilih karena perannya yang penting dalam ranah industri tekstil. Ia menjelaskan, impor bahan pewarna kimia di Indonesia sudah amat besar dan dilaporkan mencapai triliunan rupiah per bulan.

"Banyak negara sudah mengutamakan alternatif pewarna alam. Indonesia sebagai negara yang begitu luas dan kaya dengan produk agrikultur, mengapa tidak menjadikan pewarna alam menjadi salah satu andalan?" kata Luwi menjelaskan.

Ia membeberkan beberapa kendala pewarnaan alam yang kerap dikeluhkan pelaku industri tekstil. Selain memerlukan proses pembuatan yang tidak murah, penggunaan pewarna alam memang memerlukan tempat yang tidak sedikit serta warnanya yang dianggap kurang stabil.

Deretan faktor perintang tersebut yang ingin dibincangkan dan diselesaikan bersama melalui berbagai forum seminar di SFF 2017. Sleman dinilai memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai pemelopor, didukung akademisi di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah menggagas riset khusus mengenai pewarnaan alam.

Luwi berharap pemerintah dan seluruh pihak semakin peduli dan sadar untuk menggunakan pewarna tekstil dari bahan alam. Meski rata-rata perusahaan tekstil disebutnya masih kurang berkenan memakai alternatif bahan tersebut, pihaknya melalui SFF akan tetap berupaya mengangkat isu tersebut.

"Ini juga menjadi cara alternatif untuk menyelamatkan ekosistem di Indonesia, karena pembuangan limbah pewarna kimia bisa membahayakan lingkungan dan biota laut. Memang tidak gampang, tetapi bisa dimulai dari Sleman," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement