REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan minyak asiri tergolong beragam. Mulai dari pengobatan, kecantikan, memperbaiki mood, meningkatkan atau menekan nafsu makan, sampai sekadar penghilang rasa stres.
Minyak atsiri diperoleh dari proses penyulingan atau distilasi. Minyak ini kemudian memiliki aroma yang khas dari tanaman atau sumber yang diekstraknya. Beberapa minyak atsiri, salah satunya Young Living, selalu memastikan produknya murni, alias tidak diberi tambahan apapun.
Country Manager Young Living Indonesia, Anggit Wicaksono, menjelaskan dari 300 ragam minyak atsiri, ada dua produk yang paling laris di seluruh dunia. Yaitu minyak atsiri lavender dan peppermint.
Lavender memberi efek rileks dan menenangkan. Minyak ini bisa dihirup atau dioleskan di bagian tubuh, misalnya telapak kaki untuk memberi sensasi tidur yang lelap.
Sedangkan peppermint sanggup menyegarkan pikiran dan perasaan. “Usap minyak di kening dan leher, aromanya bisa memberi energi positif.”
Aroma diketahui memiliki hubungan yang sangat erat dengan otak. Aroma pun bisa bekerja mengatur mood atau emosi. Karena reaksi atas aroma setiap orang berbeda, karena itu pula ada beragam minyak atsiri dan aromanya, baik minyak atsiri tunggal atau berasal hanya dari satu sumber serta yang kombinasi atau terdiri dari beragam sumber.
Anggit mengatakan, namun tidak semua orang cocok dengan minyak atsiri. “Makanya harus dites dulu, dicoba di kulit sedikit,” ujarnya. Ia menyarankan mengolesnya di lipatan tangan saat pertama mencoba.
Saat ini Young Living belum mengantongi sertifikat halal untuk produknya. Anggit mengatakan, keinginan untuk melakukan itu ada. Tapi ia memastikan seluruh produknya digunakan dari 100 persen tanaman dan tidak ada unsur hewan atau alkohol.