Rabu 26 Jul 2017 19:17 WIB

Sentilan Drama Musikal Hompimpong Alaium Boong

Rep: Desy Susilawati/ Red: Gita Amanda
Hompimpong Alaium Boong yang dimainkan oleh Sanggar Anak Bulungan.
Foto: GIK
Hompimpong Alaium Boong yang dimainkan oleh Sanggar Anak Bulungan.

REPUBLIKA.CO.ID, Apa jadinya jika anak suka berbohong? Apakah anak melakukan bohong sebagai pilihan? Apa risikonya jika mereka berbohong? Hal-hal semacam ini biasanya menjadi pikiran para orang tua di rumah. Mereka pun sering bertanya pada diri mereka sendiri.

Baru-baru ini fakta-fakta mengenai kebohongan diungkapkan dalam sebuah drama musikal Hompimpong Alaium Boong yang dimainkan oleh Sanggar Anak Bulungan.

Pertunjukan drama musikal anak berdurasi kurang lebih 30 menit ini bercerita tentang Quinsella yang diketahui telah berbohong. Awalnya dia berusaha untuk menutupi perbuatannya, tapi kawan-kawannya, Ruinay, Gelorda, Selionda, Fanzela dan yang lainnya dapat mengetahui. Kawan-kawannya menjauhi dan Quinsella pun merasa sedih. Akhirnya, Quinsella menyadari bahwa berbohong merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Menyadari kesalahannya, Quinsella pun meminta maaf kepada teman-temannya.

“Pertunjukan ini menampilkan keceriaan, kegembiraan yang diiringi oleh lagu-lagu karya Sanggar Anak Bulungan, tarian, dan akting seraya menyampaikan pesan edukasi. Semoga pertunjukan sore hari ini dapat memberikan pertunjukan yang menghibur dan pesan moral yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi para penonton yang hadir di Galeri Indonesia Kaya,” ujar Andi Bersama dari Sanggar Anak Bulungan.

Sanggar Anak Bulungan didirkan sebagai komunitas dan tempat berkumpul sambil belajar dasar-dasar teater dengan tujuan meningkatkan kepercayaan diri melalui pementasan panggung. Sanggar ini memiliki beberapa prestasi, seperti, lima kali menjadi Juara Festival Teater Anak Tingkat DKI dan Juara Pertama Lomba Teater Anak yang diselenggarakan oleh Yayasan Penabur.

Drama musikal ini merupakan bagian dari pertunjukkan yang disajikan di Galeri Indonesia Kaya. Sebagai ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia, Galeri Indonesia Kaya juga memiliki auditorium yang senantiasa menyuguhkan berbagai macam pertunjukan budaya dari seniman-seniman Indonesia di tiap akhir pekannya.

Di akhir pekan lalu, dalam rangka memperingati Hari Anak Indonesia yang jatuh tepat pada hari ini, Galeri Indonesia Kaya mempersembahkan sebuah pertunjukan berjudul Hompimpong Alaium Boong yang ditampilkan oleh Sanggar Anak Bulungan tersebut.

“Galeri Indonesia Kaya senantiasa mendukung kelompok seni yang memiliki visi dan misi untuk memajukan dan melestarikan seni budaya Indonesia khususnya di bidang seni pertunjukan. Salah satunya adalah Sanggar Anak Bulungan yang konsisten mengajak generasi muda agar lebih mengenal seni teater, melatih kepercayaan diri dalam mengekspresikan ide dan kreativitasnya di dunia seni pertunjukan Indonesia. Semoga pertunjukan ini dapat memberikan pertunjukan yang menghibur di akhir pekan,” ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian.

Galeri Indonesia Kaya merupakan ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia sebagai wujud komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia.

Ruang publik yang berlokasi di West Mall Grand Indonesia lantai 8 ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam memadukan konsep edukasi dengan digital multimedia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia, khususnya bagi generasi muda, dengan cara yang menyenangkan, terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya.

Konsep desain mengangkat ke-khas-an Indonesia dalam kekinian diangkat di dalam interior seperti rotan, motif parang, bunga melati, batok kelapa dan kain batik tulis dari 14 daerah sebagai ornamen. Secara keseluruhan, terdapat 15 aplikasi yang bisa ditemukan di GIK, antara lain: Sapa Indonesia, Video Mapping, Kaca Pintar Indonesia, Jelajah Indonesia, Selaras Pakaian Adat, Melodi Alunan Daerah, Selasar Santai, Ceria Anak Indonesia (Congklak & Egrang), Layar Telaah Budaya (Surface), Arungi Indonesia, Batik Indonesia, Transparant Display Batik, Oculus Rift, dan Area Peraga.

Tempat seluas 635 meter persegi ini juga memiliki auditorium yang didukung fasilitas modern sebagai sarana bagi pelaku seni maupun masyarakat umum untuk menampilkan berbagai kesenian Indonesia dan kegiatan lainnya secara gratis, termasuk pengunjung dan penontonnya. Setiap pelaku seni memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan auditorium, baik untuk latihan maupun pertunjukan.

Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement