REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Terminal terbaru bandara Changi Singapura akan mengusung teknologi canggih untuk melayani penumpang. Nantinya, penumpang tak perlu bertemu siapa pun untuk melakukan check-in hingga naik pesawat.
Otomatisasi merupakan hal penting bagi Singapura yang menghadapi kelangkaan tenaga kerja di banyak industri. Changi akan menggunakan teknologi pengenal wajah untuk memberikan pilihan swalayan dalam proses check-in, penyerahan bagasi, imigrasi, dan naik ke pesawat di Terminal 4.
Terminal baru Changi itu diperkirakan akan mampu menghemat 20 persen tenaga kerja dalam jangka panjang. T4 juga akan meningkatkan kapasitas di bandara tersebut menjadi 82 juta penumpang.
Pada 2016, lalu lintas penumpang di Changi mencapai rekor tertinggi yakni sebanyak 58,7 juta orang. Sembilan maskapai akan beroperasi di T4 yakni grup Air Asia, Cathay Pacific, Cebu Pacific, Korean Air, Spring Airlines, dan Vietnam Airlines.
T4 bukan terminal terbesar Changi. Dengan luas 225 ribu meter persegi atau setara dengan 30 lapangan sepakbola, ukuran T4 hanya setengah dari T3. Akan tetapi, T4 mampu menangani total dua per tiga jumlah penumpang dari terminal tersebut.
"Salah satu tujuan T4 adalah menguji coba konsep, teknologi, dan peralatan baru," ujar Wakil Presiden Changi Airport Group Poh Li San seperti dikutip dari Malay Mail Online.
Changi mendapatkan penghargaan sebagai bandara terbaik di dunia selama lima tahun berturut-turut di ajang World Airport Awards. Changi pun terus bersiap menyambut peningkatan lalu lintas penumpang terutama di Asia Tenggara yang meningkat enam persen per tahun.