Rabu 26 Jul 2017 08:12 WIB

Melancong ke Curug Parigi, Niagaranya Bekasi yang Tersohor di Medsos

Pemandangan Curug Parigi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Curug yang mirip dengan air terjun Niagara di Amerika Serikat ini tersohor di media sosial.
Foto: Dea Alvi Soraya/ Republika
Pemandangan Curug Parigi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Curug yang mirip dengan air terjun Niagara di Amerika Serikat ini tersohor di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dea Alvi Soraya, wartawan Republika

Akhir pekan memang waktu yang paling tepat untuk mengistirahatkan diri sejenak dari rutinitas di Ibu kota yang padat. Tak aneh jika banyak orang Jakarta dan sekitarnya berbondong-bondong berekreasi ke tempat-tempat wisata seperti Bandung dan Bogor untuk menghabiskan akhir pekan, begitu pula saya. Namun hari ini saya hanya ingin berlibur di tempat saya tinggal, Bekasi. Tempat yang pertama kali terbesit di benak saya mungkin Mall, tapi saya ingin mencari hal baru di kota kelahiran saya ini.

Untuk sampai ke air terjun yang berada di perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor ini cukup butuh perjuangan. Pasalnya, akses ke lokasi sedikit rumit, karena saya harus menyiris Jalan Raya Narogong lalu masuk ke dalam gang Jalan Pangkalan 5. Dari sana saya melintasi jalan yang sepanjang dua kilometer yang sudah dicor. Jalan itu hanya cukup dilewati satu minibus.

Selama perjalanan, saya harus berpapasan dengan puluhan truk yang mengangkut sampah yang mengeluarkan bau tidak sedap. Namun perjuangan itu terbayar saat saya sampai ke curug tersebut. Sebuah plang berwarna bertuliskan "Curug Parigi" yang ditempelkan di sebuah batang pohon yang tumbuh di sisi kanan jalan yang terhimpit bangunan pabrik, menjadi petunjuk wisatawan yang datang.

Kontur jalan dari papan petunjuk cukup curam. “Lurus aja, nanti mentok belok kiri. Liat aja gerbangnya ketutup apa engga,” kata Ros, warga setempat yang sempat saya temui.

Saya yang mengendarai sepeda motor terus mengikuti petunjuk warga. Jalan saya terhenti lantaran di ujung jalan tersebut ternyata mentok di sebuah rumah warga.

“Permisi pak, kalau ke Curug Parigi ke arah mana ya?” kata saya bertanya kepada seorang warga yang sedang duduk di rumah tersebut.

Bukannya menjawab, bapak itu justru beranjak ke rumahnya. Merasa dihiraukan, saya memutuskan untuk kembali lantaran merasa salah jalan. Namun saat saya ingin beranjak, bapak itu menghampiri dan menggeser gerbang rumahnya yang terbuat dari seng. “Masuk Neng, lewat sini,” kata pria bernama Hidayat.

Hidayat lalu menyodorkan secarik kertas seperti sebuah tiket masuk tempat wisata, yang bertuliskan "Mobil Rp 10.000, Motor Rp 5.000 dan Sepeda Rp 3.000."

Saya pun menerimanya dan mengikuti instruksi Hidayat. “Lurus aja, nanti curugnya ada di sebelah kanan,” kata dia.

Saya melajukan motor, melewati jalan kecil berbatu dengan sedikit genangan air bekas hujan semalam. Jalan ini tidak berlapis aspal, hanya tanah merah yang ditaburi kerikil agar jalan tidak terlalu licin saat hujan. Di sebalah kanan dan kiri jalan tumbuh berjejer pohon tebu yang cukup tinggi di sepanjang jalan. Akhirnya saya tiba di lahan yang cukup luas dengan beberapa motor yang terparkir.

Gemuruh suara air terjun sudah mulai terdengar. Ada dua gubuk yang merupakan warung makan milik warga setempat. Setelah memarkirkan motor, saya beranjak untuk menyusuri tangga yang terbuat dari kayu seadanya yang menghubungkan tempat saya berdiri dengan Curug Parigi yang berada di dataran yang lebih rendah.

Tidak ada pegangan di sisi kanan dan kiri tangga, hanya semak belukar yang saya jadikan tumpuan agar saya tidak tergelincir di atas tanah yang licin ini. Namun sesampainya di sisi sungai, pemandangan menakjubkan tersaji di depan mata. Saat saya datang, debit air Curug Parigi sangat deras, sehingga air terjun ini seperti Niagara mini.

Saya sempat menemui sejumlah pengunjung. Indra yang datang bersama sembilan temannya itu mengaku baru pertama kali ke Curug Parigi. Siswa SMP swasta di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi ini, mengaku takjub dengan adanya tempat seperti ini di Bekasi. “Kaget, ternyata Bekasi masih punya tempat kayak gini,” kata dia.

Kekaguman lain juga disampaikan pengunjung lainnya. Ari dan Nia datang ke Curug Parigi karena tergiur dengan foto yang tersebar di media sosial. Sepasang kekasih yang datang dari Babelan, Kabupaten Bekasi ini mengatakan sedikit kecewa dengan sulitnya akses menuju curug dan banyaknya sampah di sekitar Curug Parigi. “Engga sesuai ekspetasi sih, sebenernya bagus, cuma engga dirawat saja,” kata Nia.

Keindahan Curug Parigi memang sedikit ternodai dengan banyaknya sampah yang tersangkut di sekitar curug. Selain itu, air juga keruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement