Sabtu 22 Jul 2017 23:36 WIB

Kirab Cheng Ho Punya Potensi Wisata Tinggi

Sejumlah pengunjung menyaksikan atraksi liong dan barongsai pada kirab perayaan kedatangan Laksamana Cheng Ho (Sam Poo Tay Djien) ke-606, di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Antara/R Rekotomo
Sejumlah pengunjung menyaksikan atraksi liong dan barongsai pada kirab perayaan kedatangan Laksamana Cheng Ho (Sam Poo Tay Djien) ke-606, di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan kirab Laksmana Cheng Ho yang merupakan tradisi tahunan merupakan potensi wisata andalan yang harus dipertahankan dan dikembangkan.

"Singgahnya Laksmana Cheng Ho ke Kota Semarang membawa berkah bagi kota ini," katanya usai membuka perayaan 612 tahun kedatangan Laksmana Cheng Ho di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang, Sabtu.

Perayaan itu ditandai dengan kirab atau arak-arakan dari Kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok, Pecinan menuju Kelenteng Sam Poo Kong yang berada di kawasan Gedungbatu, Semarang.

Laksmana Cheng Ho atau dikenal juga dengan nama Sam Poo Kong tidak bisa dilepaskan dari sejarah Kota Semarang, sejak mendaratnya kapal yang dinahkodainya di Semarang, 612 tahun silam.

Perayaan singgahnya Laksmana Cheng Ho diperingati setiap tahun sebagai tradisi dan tahun ini digelar selama dua hari, mulai 21-22 Juli 2017 di Kelenteng Tay Kak Sie dan Kelenteng Sam Poo Kong.

Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengatakan sosok Sam Poo Kong sudah sedemikian dikenal di dunia sehingga banyak orang dari luar negeri yang mendatangi Kelenteng Sam Poo Kong.

"Begitu banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang mengunjungi kelenteng ini. (Sam Poo Kong, red.). Dari sini, Kota Semarang bisa dikenal lebih luas, sampai luar negeri," katanya.

Meski dalam sejarahnya Sam Poo Kong singgah di beberapa kota di Indonesia, kata dia, tradisi tahunan singgahnya Cheng Ho di Semarang tetap dilestarikan hingga sekarang ini.

"Apalagi, suguhan ini (kirab, red.) dibalut dalam nuansa keanekaragaman budaya di mana seluruh orang berkumpul jadi satu dari berbagai agama. Ini wujud kerukunan agama," katanya.

Tentunya, kata orang nomor satu di Kota Semarang itu, tradisi itu patut dilestarikan karena membawa pesan masyarakat untuk saling menghormati dan menghargai antaragama, etnis, suku, dan sebagainya.

Perayaan mendaratnya Sam Poo Kong pada hari pertama (21/7) diisi, antara lain dengan sembahyang agung, serta digelar pula pesta seni, pameran, dan bazaar dengan beraneka kuliner yang ditawarkan.

Hari kedua (22/7), dilakukan arak-arakan dari Kelenteng Tay Kak Sie menuju Kelenteng Sam Poo Kong yang dimeriahkan beraneka kesenian, mulai barongsai, liong, hingga tarian Topeng Ireng.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement