REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perhelatan internasional Yogyakarta Gamelan Festival kembali dihelat untuk ke-22 kalinya. YGF akan diselenggarakan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Harsjasoemantri (PKKH) 21-23 Juli 2017 mulai 19.00 setiap harinya.
Tahun ini, selain dari beberapa daerah di Indonesia, YGF rencananya akan diikuti peserta dari Perancis dan Australia. Konser gamelan akan dimulai tiap pukul 20.00, termasuk dari Solo, Malang dan tentu Yogyakarta sebagai tuan rumah.
Ada pameran Muni Muni yang akan ada mulai pukul 15.00 sampai 21.00. Selain itu, akan ada lokakarya bertema Main Gamelan Tanpa Gamelan dari Pardiman Djojonegoro dan Ari Wulu, pada 22 Juli di Ruang Kenong pukul 14.00-16.00.
Presentasi Limbah Berbunyi dari Moong N Friends ada di Ruang Kenong pada 22 Juli 20.00-21.00. Sedangkan, sarasehan bertema Nongkrongin Gamelan, Puisi dan Kopi ada di depan PKKH pada 23 Juli pukul 20.00-21.00.
YGF 2017 akan dibuka dengan Gamelan Signal to Outer Space. Seperti tahun lalu, YGF diselenggarakan Komunitas Gayam 16, bekerjasama dengan PKKH UGM dan didukung Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Program Directory YGF, Ari Wulu, sadar betul saat ini ada perdebatan tentang kehadiran gamelan di dalam bentuk perangkat lunak (software). Karenanya, ia menegaskan, YGF ingin membangun kesadaran gamelan sudah berkembang ke bentuk yang tak bisa dicegah lagi.
"Ini bentuk apresiasi kami atas perkembangan yang terus terjadi pada gamelan sampai hari ini," kata Ari saat menggelar konferensi pers di PKKH UGM, Kamis (20/7).
YGF sendiri merupakan perhelatan internasional tahunan yang mewadahi pertemuan pemain dan pecinta gamelan dunia. YGF telah ada sejak 20 tahun lalu, digagas maestro gamelan Sapto Raharjo atas kersahan tidak melekatnya gamelan di kehidupan masyarakat sehari-hari.