Rabu 12 Jul 2017 20:14 WIB

Mengintip Promosi Wisata Kamboja

Rep: Fira Nursyabani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Siem Reap Kamboja
Foto: wikipedia
Siem Reap Kamboja

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Meski tidak memiliki objek wisata sebanyak Indonesia, Kamboja mampu mendatangkan hingga lima juta wisatawan asing dalam satu tahun. Negara yang masuk dalam kategori Least Developed Countries (LDC) ini dinilai telah sangat gencar mempromosikan destinasi-destinasi wisatanya.

Duta Besar RI untuk Kamboja, Pitono Purnomo, mengajak Republika mengintip sedikit faktor kesuksesan Kamboja dalam mempromosikan wisatanya. Pertama, Kamboja banyak membagikan buku-buku panduan wisata diberbagai tempat.

Buku-buku itu memiliki halaman berwarna dan disimpan di tempat-tempat yang mudah dijangkau, seperti apotek, apartemen, atau hotel. Buku dibuat seringkas mungkin dengan informasi selengkap mungkin, mengenai hotel, tempat makan, dan penunjuk jalan.

"Buku diperbaharui setiap 3 bulan. Dibagikan secara gratis. Siapa saja boleh ambil," kata Pitono, saat ditemui di kantor KBRI Kamboja, di Phnom Penh, Senin (10/7).

Selain itu, wisatawan asing tertarik untuk berkunjung karena Kamboja menjual minuman beralkohol dengan harga yang sangat murah. Minuman beralkohol juga akan sangat mudah ditemui di Kamboja daripada di Indonesia.

Jika di Indonesia wisatawan asing harus menghabiskan Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu untuk segelas bir, di Kamboja alkohol cukup dijual 50 sen atau Rp 7.000. Minuman beralkohol di negara-negara Eropa atau AS bahkan lebih mahal karena terkena pajak penjualan dan pajak barang mewah.

"Jadi alkohol banyak menarik turis karena murahnya itu. Ini saya dengar dari dubes-dubes asing di sini. Dubes-dubes Eropa. Mereka mengaku senang bisa menikmati minuman alkohol dari negaranya dengan sangat murah," ungkap Pitono.

Satu hal yang juga menarik bagi turis asing adalah banyaknya kasino yang terdapat di Kamboja. Pajak kasino di Kamboja bahkan mendatangkan devisa sebanyak 40 persen dalam sektor pariwisata.

Di Phnom Penh ada kasino terbesar bernama NagaWorld yang beroperasi 24 jam. Uniknya, NagaWorld dan kasino-kasino lainnya di sana hanya boleh dimasuki oleh wisatawan asing dan melarang masyarakat asli Kamboja untuk masuk.

Kasino yang berkembang pesat di Kamboja juga telah menyerap sebanyak 1.300 tenaga kerja Indonesia. Pitono mengatakan, para tenaga kerja itu merupakan ahli-ahli IT yang dipekerjakan untuk menjadi operator judi online.

Meski alkohol dan kasino mendorong tingginya jumlah wisatawan asing ke Kemboja, Purnomo tidak menyarankan Indonesia untuk mencontohnya. Menurut dia, Indonesia masih bisa menguatkan sektor pariwisata dengan mengangkat keindahan alam yang terbentang dari Sabang hingga Merauke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement