REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bir pletok merupakan salah satu warisan kekayaan kuliner masyarakat Betawi. Minuman ringan tradisional ini sempat menjadi primadona pada zamannya dan menjadi penanda sukses tidaknya sebuah pesta pernikahan. Semakin berlimpah sajian bir pletok, semakin sukses perayaan pernikahan itu di mata masyarakat.
Seiring perkembangan zaman, kian banyak varian minuman ringan yang lahir dan menjadi pesaing bir pletok. Taufiq Abdullah, produsen bir pletok yang sudah malang melintang selama 15, tahun menyadari hal itu. Agar tak ditinggalkan masyarakat, sejak empat tahun silam ia memperkenalkan bir pletok instan yang dikemas dalam sachet.
"Bir pletok punya umur yang pendek hanya tiga hari, jadi kalau tak segera diminum akan cepat basi," jelasnya. Pemilik bir pletok merk AB ini pun menyetop produksi bir pletok botolan dan menggantinya dalam kemasan instan.
Siasat ini tak sia-sia. Bir pletok AB masih dapat bertahan walau kini sudah banyak bermunculan minuman-minuman yang lebih modern. Menurut pria yang juga seorang guru SD itu, produksi bir pletok AB mencapai 1.000 sachet dalam sebulan.
Satu kotak berisi lima sachet bir pletok bisa dibeli hanya dengan merogok kocek Rp 15 ribu. "Bir pletok sachet banyak dicari sebagai oleh-oleh khas Betawi karena praktis dibawa," ungkap Taufiq.