REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Film Wonder Woman masih menempati Box Office. Namun, ada satu negara lagi yang tidak akan menayangkan film yang dibintangi oleh Gal Gadot itu.
Qatar menjadi negara ketiga yang melarang Wonder Woman ditayangkan di bioskopnya. Qatar bergabung dengan Lebanon dan Tunisia yang sebelumnya melarang film tersebut karena aktris utamanya adalah warga negara Israel.
Film ini mendapat pujian dari seluruh dunia. Namun, banyak juga yang mengkritik karena Gadot berasal dari Israel dan mendukung tindakan militer negaranya di Lebanon.
Film ini seharusnya diputar perdana di Qatar pada Kamis (27/6). Bahkan, bioskop di Doha sudah menayangkan iklannya pada hari-hari sebelumnya. Namun, Doha News melaporkan pada Rabu (28/7) penggemar film di negara tersebut mengetahui bahwa iklannya menghilang di laman resmi bioskop.
Calon penonton film ini juga menyatakan tidak bisa memesan tiket. Dua jaringan bioskop di Qatar, Vox Cinemas dan Novo Cinemas pun mengkonfirmasi bahwa Wonder Woman batal ditayangkan.
Comic Book menduga alasan pembatalan penayangan Wonder Woman di Qatar karena dukungan Gadot terhadap Militer Israel. Gadot juga pernah menjadi bagian dari tentara Israel. Pada 2006, dia melakoni wajib militer.
Dia juga kerap menunjukkan dukungan kepada tentara Israel (IDF). Ketika konflik Gaza pada 2014, dia mengunggah status yang menyatakan cinta dan doa kepada warga Israel.
Khususnya para tentara yang mengorbankan nyawa bagi negara untuk melawan tindakan buruk Hamas. Dia juga menyebut Hamas sebagai pengecut karena kerap bersembunyi di balik perempuan dan anak-anak.
Namun, boikot Qatar tidak bakal membuat Wonder Woman terpuruk. Hingga sekarang, film ini sudah menghasilkan 663 juta dolar AS (setara Rp 8,8 triliun) di seluruh dunia. Angka itu masih akan bertambah.
Wonder Woman diangkat dari komik terbitan DC Comics. Film yang diangkat dari komik DC yang juga bakal tayang tahun ini, yaitu Justice League, pada 17 November 2017.