REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bulan Ramadhan ini banyak kegiatan digelar di Yogyakarta. Salah satunya, pada Senin (19/6) lalu, warga Yogyakarta menggelar acara ngabuburit dan buka puasa bersama di sepanjang Malioboro dengan tajuk Ramadhan Istimewa Ing Malioboro.
Acara yang mengambil tempat di Halaman Parkir Barat Kompleks Kepatihan, Malioboro ini istimewa karena akan ada pertunjukan pentas seni dan ngabuburit sejak pukul 13.30 hingga 17.30 WIB. Ngabuburit ini diakhiri dengan buka bersama di sepanjang Malioboro. Ribuan paket berbuka puasa disediakan panitia untuk warga masyarakat yang ingin berbuka bersama.
Sejumlah hotel dan toko di sepanjang jalan legendaris ini menyediakan hidangan berbuka berupa nasi kotak maupun minuman. Para pengguna jalan Malioboro pun bisa mendapatkan menu berbuka secara cuma-cuma.
Tak hanya berhenti sampai di situ. Acara ini terus berlanjut dengan ngaji bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng. Ngaji bareng dilakukan selama empat jam mulai pukul 20.00 hingga 24.00 WIB. Kiai Mbeling ini tampil bersama kelompoknya, Kiai Kanjeng. Sejumlah warga tampak memadati arena. Mereka dengan serius menyimak paparan dari Cak Nun.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kreativitas warga Yogyakarta yang sarat dengan budaya. Sampai-sampai Wakil Gubernur Yogyakarta Paku Alam X dalam pertemuan di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar saat peluncuran 10 Destinasi Branding lalu menyebut Yogyakarta lebih sebagai Kota Budaya.
"Sesungguhnya, Yogyakarta itu diformat sebagai Kota Budaya, bukan Kota Pariwisata," katanya.
Menpar Arief menambahkan, budaya memang menjadi atraksi pariwisata paling kuat dan sustainable. Sekitar 60 persen portofolio pariwisata itu karena budaya, 35 persen alam dan sisanya, lima persen buatan manusia.