Senin 19 Jun 2017 07:51 WIB

Resmi Digelar, FDS 2017 Lebih Menarik dan Variatif

Sejumlah penari berlatih tarian adat yang akan ditampilkan dalam Festival Danau Sentani (FDS)
Foto: Antara/Dian Kandipi
Sejumlah penari berlatih tarian adat yang akan ditampilkan dalam Festival Danau Sentani (FDS)

REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI -- Penyelenggaraan ajang budaya Festival Danau Sentani 2017 resmi dimulai hari ini, Senin (19/6) di kawasan wisata Pantai Kalkhote. Dalam penyelenggaraan yang memasuki tahun ke-10 ini, akan turut dimeriahkan penari dari 30 kampung.

"Untuk 24 kampung itu wajib ikut (FDS) dan untuk wilayah dua, juga sebagian akan ikut, jumlah itu ada sekitar 30-an kampung," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jayapura, Chris K Tokoro.

Berbagai tarian akan ditampilkan, baik didarat maupun laut. Juga akan ada pernak-pernik budaya serta berbagai macam hasil karya anak-anak Tabi yang akan dipamerkan kepada wisatawan.

"Kami pastikan acara akan meriah dan menarik, terima kasih juga kepada Kemenpar yang telah mendukung acara ini sehingga menjadi agenda rutin yang tidak pernah meleset waktunya," kata dia.

 

Selain atraksi seni dan budaya masyarakat Sentani, juga akan diadakan pameran serta tour wisata di sekitar Danau Sentani yang merupakan danau terbesar di Papua.  

Tahun ini Festival Danau Sentani mengangkat tema Cipta Harmoni Budaya. Dengan tema Cipta Harmoni Budaya ini, Koordinator Seksi Acara FDS 2017, Theo Yepese berharap ada inovasi baru yang ditampilkan atau diangkat dalam event  tahunan yang dimulai sejak tahun 2007 lalu.

Theo yang juga Ketua Sangar Seni Honong ini menjelaskan, Cipta Harmoni Budaya artinya dalam ciptaan semuanya harus baru, bernuansa, dan bernilai ekonomi yang mumpuni. Harmoni itu berarti dia harus selaras dari waktu ke waktu, indah dari waktu ke waktu.

Dibandingkan FDS tahun lalu, Theo mengharapkan atraksi seni dan budaya yang ditampilkan maupun pameran serta tour wisata yang diadakan harus betul-betul menghasilkan suatu nilai yang baik.

"Harus mempunyai ciptaan-ciptaan baru dalam semua bentuk isi materi festival ini, jadi bisa memancing wisatawan untuk datang kembali. FDS 2017 tahun ini harus dijalankan dengan profesional," tegasnya.

Selama pagelaran FDS 2017, atraksi seni dan budaya menurut Theo tidak hanya ditampilkan oleh masyarakat adat Sentani atau sanggar seni yang ada di Kabupaten Jayapura tetapi ada juga masyarakat dari daerah tetangga seperti Kabupaten Keerom dan Sarmi yang akan tampil memeriahkan FDS 2017 ini.

“Bahkan nanti ada juga dari Bintuni, Provinsi Papua Barat, Kemenpar juga telah mempublikasikan acara ini, itu artinya gaungnya bakal menasional bahkan mendunia,” tambahnya.

Terkait dengan pelaksanaan FDS 2017, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, meminta dukungan kepada pihak TNI-Polri dalam hal ini Polres Jayapura dan Kodim 1701/Jayapura, untuk membantu pengamanan selama kegiatan.  

"Mohon dukungan dari pihak kepolisian dan TNI untuk bisa memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat yang datang menikmati pelaksanaan FDS nanti, karena ini bagian dari citra pariwisata kita," katanya.

Terkait dukungan pengamanan Kapolres Jayapura, AKBP Gustav Urbinas mengaku telah menyiapkan kurang lebih 200 personel untuk mengamankan jalannya pelaksanaan FDS mulai dari hari pertama hingga hari terakhir nantinya.

 

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Kemenpar Hendry Noviardi mengatakan, Kemenpar akan terus memberikan dukungan penuh kepada daerah yang mengedepankan calendar eventnya dengan konsisten.

 

”FDS 2017 ini memilih rumah suku sebagai ikon festivalnya yang menggambarkan sejak ratusan tahun yang lalu, suasana gotong-royong, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan saling menghormati antarsesama. Event ini harus terus menjadi berskala international,” kata Esthy dalam keterangan tertulis, Senin (19/6).

Sementara Hendry menjelaskan, FDS 2017 sendiri akan dimeriahkan dengan pawai budaya, pertunjukan seni, lomba, promosi daya tarik wisata, fotografi obyek wisata, lomba bidang kesenian dan olahraga, promosi penyelenggaraan PON XX Papua dan tur wisata Danau Sentani, untuk melihat objek wisata budaya, alam dan buatan yang ada di sekitar tepian danau.  

"Puncak shownya pada tanggal 19 Juni, diberi nama Harmoni Budaya di Pagar Nusantara. Bukan itu saja, penyelenggaraan festival budaya FDS ini mempunyai peran penting sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan nilai - seni budaya dan kreatifitas masyarakat Papua,”kata Hendry.

 

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kegiatan FDS 2017 ini untuk  memperkuat daya saing pariwisata melalui unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) utamanya pada unsur event yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi Danau Sentani yang tahun 2015 lalu dikunjungi sebanyak 45.000 wisatawan.

”Buat wisatawan untuk kembali lagi ke Papua. Pastikan kekuatan konsep acara, keunikan, akomodasi, dan penerimaan masyarakat daerah tersebut kepada para wisatawan harus dengan ramah dan welcome,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement