Sabtu 10 Jun 2017 10:42 WIB

Mengapa Daging Sapi Premium Lebih Empuk?

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Daging sapi premium, diantaranya wagyu.
Foto: Republika/ Wihdan
Daging sapi premium, diantaranya wagyu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daging impor yang dijual di supermarket selalu diklaim memiliki rasa dan tekstur yang lebih baik dari lokal. Daging impor kualitas premium apalagi bak meleleh di mulut saat menyantapnya, tidak beradu di mulut karena keras seperti daging lokal.

Eksekutif Chef PT Penny Roos Herry Adi Nugraha menjelaskan biasanya daging lokal yang dijual di pasaran memiliki karakteristik sedikit keras. Berbeda dengan daging yang berasal dari negara pengimpor daging premium seperti Amerika Serikat, Australia, atau Selandia Baru.

Negara-negara luar mengenal potongan daging yang berbeda, seperti sirloin atau rib eye. Setiap bagian tubuh daging memiliki karakter dan tekstur masing-masing sehingga proses memasak pun berbeda.

Apalagi perlakukan negara tersebut terhadap sapi potong akan berbeda dengan masyarakat Indonesia memperlakukan sapi. Padahal, perlakukan terhadap sapi yang akan dipotong akan mempengaruhi hasil daging.

"Sapi kita itu makannya makan apa saja, sedangkan di luar sapinya menjalani perawatan dan diberi makan jagung, dan ini memiliki perbedaan," kata Chef Herry.

Meski dengan keempukan dan harum yang lebih baik, nyatanya daging lokal memang cocok dengan cara memasak kuliner Indonesia. Menurut Chef Herry, jika memasak rendang menggunakan daging premium maka ada teknik tertentu yang harus diperhatikan, tidak bisa disamakan begitu saja.

"Rendang pun memang paling enak, ya, pakai daging kita sendiri," kata Chef Herry.

Alasan tersebut karena masakan Indonesia dikenal bukan masakan yang harus langsung dimakan. Bahkan beberapa masakan justru semakin dihangatkan maka rasa yang akan dikeluarkan semakin nikmat karena menyesuaikan dengan karakter bahan baku yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement