REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Mahmud Muhammad meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna mengembangkan wisata kuliner daerah itu. Apalagi Kabupaten Muna memiliki kuliner unik yang tidak ditemui di tempat lain.
"Kabupaten Muna memiliki potensi besar dalam wisata kuliner, terutama masakan khas tradisional seperti 'kabuto' atau 'kapusu'," kata Mahmud Muhammad di Kendari, Jumat (9/6). Menurut Mahmud, 'kabuto' merupakan makanan khas tradisional masyarakat Muna berbahan baku ubi kayu kering dan kelapa parut.
Dalam mengolah jenis makanan tradisional tersebut, kata dia, ubi kayu yang sudah dikeringkan beberapa minggu atau hitungan bulan direndam air lebih dahulu selama 10 sampai 12 jam. "Setelah itu, ubi kayu kering tersebut dikeluarkan dari air rendaman lalu diangin-anginkan hingga berjamur. Ubi yang sudah berjamur tersebut kemudian dikukus hingga matang lalu dicampur kelapa parut," katanya.
Makanan khas tradisional tersebut, kata dia, rasanya lezat dan cocok dikonsumsi menggunakan lauk ikan asin atau ayam gulai pakai bumbu daun kolong-kolong atau kendondong hutan.
Sementara 'kapusu' kata dia, merupakan makanan khas tradisional berbahan baku jagung yang kulit bijinya dibuang kemudian dicampur santan kepala saat dimasak atau dicampur kacang merah. "Makanan tradisional berbahan jagung ini, dapat dikonsumsi menggunakan lauk apa saja dan dapat pula dikonsumsi tanpa lauk, tetap terasa nikmat," katanya.
Jika potensi wisata kuliner tersebut dikembangkan dengan baik, kata dia, maka dapat menarik minat wisatawan, terutama para pemburu kuliner khas tradisional.
Selain itu, kata dia, wisata kuliner juga dapat menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat, terutama ekonomi masyarakat yang bergelut di bidang usaha miko kecil menengah atau UMKM. "Wisata kuliner di suatu daerah yang dikembangkan dengan baik, mampu mengihupkan kota kabupaten satu kali dua puluh empat jam," katanya.