REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Padatnya aktivitas sehari-hari sering kali tak menyisakan waktu untuk memasak sendiri di rumah. Adanya makanan yang dikemas dan diawetkan dalam kaleng merupakan salah satu solusi bagi mereka yang ingin sajian praktis. Namun sederet bahaya mengintai di balik nikmatnya makanan dalam kaleng.
Dosen jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya, Tri Dewanti W mengungkapkan semua makanan kaleng pasti ditambahkan bahan pengawet, pewarna, dan kadang minyak berlebih serta garam. Karena itu, makanan yang diawetkan tidak dianjurkan dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari.
"Makanan kalengan sebaiknya dikonsumsi dalam kondisi emergency (darurat) saja jika tak ada makanan lain, selama masih bisa mencari makanan segar akan lebih baik," kata Dewanti dalam sebuah diskusi pada Jumat (2/6) di Malang.
Baca: Makanan Kaleng Kedaluwarsa, Masih Bisakah Dikonsumsi?
Makanan kalengan mengalami penurunan nilai gizi karena dipanaskan dan diawetkan. Menurut Ketua Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia ini, adanya bahan tambahan seperti bahan pengawet, pewarna, dan sejenisnya akan membawa efek pada tubuh.
Jika senyawa mikro nutrien terakumulasi dalam tubuh, maka akan menjadi pemicu karsinogenik. Karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan risiko penyakit kanker.
Dewanti juga mengingatkan makanan tinggi protein seperti kornet dan sarden dalam kaleng wajib dipanaskan atau dimasak dulu. "Protein adalah sumber bakteri yang berbahaya, kita tidak tahu apakah makanan sudah aman jika tidak dimasak terlebih dulu," imbuhnya.