REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah wisatawan Muslim asal Indonesia yang berkunjung ke ibukota Korea Selatan (Korsel), Seoul, meningkat sangat signifikan dari 190 ribu wisatawan pada 2015 menjadi 300 ribu pada 2016. Peningkatan yang mencapai 52 persen ini mendorong Pemerintah Korsel semakin gencar mempromosikan wisata halal kepada Indonesia.
Dalam wawancara eksklusif dengan Republika, Senin (22/5) malam, Wakil Walikota Seoul, Liu Gyoung-gee menuturkan bahwa potensi wisata halal sangat besar. Pada tahun lalu, sebanyak 1,7 juta wisatawan berkunjung ke Korsel. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,3 juta wisatawan berwisata di Seoul dan diperkirakan sejumlah 1 juta merupakan wisatawan Muslim.
Sementara itu, jumlah wisatawan Muslim asal Indonesia berjumlah sebanyak 300 ribu orang, sedangkan warga Korsel yang berkunjung ke Indonesia mencapai 350 ribu pada tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa kunjungan kedua negara sangat besar setiap tahunnya.
"Pada tahun ini diperkirakan jumlah warga Muslim Indonesia yang berkunjung ke Korsel akan bertambah menjadi 400 ribu orang," ujar Liu Gyoung-gee .
liu menuturkan, sebelumnya negara Korsel merupakan negara yang tertutup. Namun sejak memasuki era modern dan lebih terbuka, masyarakat Korsel sudah mulai banyak yang keluar serta menerima pendatang.
Budaya warga Korsel sangat kontras dengan budaya masyarakat Muslim yang tidak dapat mengkonsumsi makanan mengandung babi dan minuman beralkohol. Kendati begitu, menurutnya, warga Korsel berusaha menyerap perbedaan budaya ini.
"Saat ini kami berusaha menyerap keanekaragaman yang berbeda. Atas nama pemerintah kami berusaha multi budaya dan multi nilai," kata Liu.
Saat ini jumlah masyarakat Muslim telah mencapai 1,6 miliar di seluruh dunia. Berdasarkan beberapa riset, dari jumlah tersebut sebanyak 150 juta warga Muslim akan berwisata pada tahun 2020.
Dari jumlah tersebut, Korea Tourism Organization (KTO) menargetkan sebanyak 110 juta wisatawan Muslim akan berkunjung ke Korsel. Peningkatan yang sangat besar ini mendorong pemerintah Korsel untuk menyediakan sarana untuk para wisatawan muslim.
Kebutuhan yang mendasar bagi para wisatawan Muslim yaitu restoran halal dan tempat ibadah atau musholla. Oleh karena itu semakin besar kebutuhan, persediaan pun semakin meningkat.
Berdasarkan informasi dari KTO, saat ini telah terdapat 85 restoran halal di seluruh Kota Seoul. Jumlah tersebut akan bertambah lagi sebanyak 50 restoran yang akan tersedia pada tahun ini dan paling lambat tahun depan. Pemerintah pun terus gencar mempromosikan restoran-restoran halal tersebut kepada para wisatawan Muslim.
Selain restoran halal, di ibukota Seoul telah tersedia sebanyak 14 musholla yang berlokasi sesuai dengan kebutuhan para wisatawan. Lokasi pertama yang terdapat banyak musholla yaitu rumah sakit, karena belakangan ini banyak wisatawan Muslim yang mengambil medical tour di Korsel.
Kedua, yaitu di universitas, karena banyak mahasiswa Muslim mancanegara yang mendapatkan beasiswa di Korsel. Ketiga, di lokasi obyek wisata unggulan.
Obyek wisata unggulan di Kota Seoul seperti Lotte World dan COEX Mall telah menyediakan restoran halal dan musholla. Untuk obyek wisata lainnya seperti Myeongdong dan Dongdaemun Market, menurut Ryu dalam waktu dekat sudah mulai menyediakan musholla.
Sedangkan daerah Itaewon, umumnya banyak dikunjungi oleh wisatawan Muslim karena disana banyak berkumpul warga pendatang Muslim dan terdapat mesjid serta banyak restoran halal.
Selain fasilitas restoran dan musholla, pemerintah ibukota juga memperbanyak layanan bahasa. Tidak hanya bahasa Cina, namun juga tersedia bahasa Jepang dan Inggris. Pemerintah ibukota juga menambah sistem pemanduan dengan berbagai bahasa dari mancanegara serta papan informasi.
Duta Besar Korsel untuk Indonesia, Cho Taiyoung mengatakan, bagi Pemerintah Korsel kerjasama pariwisata dengan Indonesia sangatlah penting. Tidak hanya dari potensinya yang besar, namun keragaman suku dan budaya Indonesia juga merupakan hal yang sangat menarik bagi warga Korsel.
"Dengan luas wilayah yang 19 kali lipat lebih besar dari Korsel, Indonesia memiliki keragaman etnik dan bahasa yang sangat menarik bagi kami," ujar Cho.
Oleh karena itu, kata Cho, Presiden Korsel yang baru menjabat sangat berharap untuk terus dapat memperkuat kerja sama dengan pemerintah Indonesia, khususnya dalam hal pariwisata.
"Kami harap kami bisa terus bekerjasama dengan negara yang memiliki keanekaragaman paling besar di dunia. Ke depannya kami juga akan menyediakan berbagai informasi dengan bahasa Indonesia di Korsel," kata Cho.