REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kondisi penyanyi senior Leo Kristi sempat membaik sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada Ahad (21/5) dini sekitar pukul 01.00 WIB.
"Kemarin sore karena kondisi mulai penurunan kembali dari kesadaran, kemudian beliau meninggal 21 Mei 2017 jam 1 pagi di ICU," ujar Humas RS Immanuel Yoktaf Oktora saat dihubungi melalui pesan singkat, Ahad (21/5).
Yoktaf mengatakan, musisi asal Surabaya tersebut masuk ke Immanuel sejak tanggal 27 April 2017 dengan kondisi yang lemas. Dalam masa perawatan kondisi Leo mulai drop, sehingga harus masuk ke ruang High Care Unit (HCU).
"Tanggal 2 Mei, karena ada penurunan kondisi perawatan di HCU sampai tanggal 15 Mei," katanya.
Lanjut dia, usai menjalani perawatan intensif di HCU, kondisi pria yang lahir 8 Agustus 1949 ini mulai membaik, hingga mulai dipindahkan ke ruang rawap inap untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Tak lama, kondisi Leo kembali menurun sehingga tim dokter memasukannya ke ruang ICU.
"Pasien pindah ke ICU tanggal 20 Mei 2017. Dan beliau meninggal 21 Mei 2017 pukul 1 pagi," kata dia.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Leo Kristi kemudian dibawa pihak keluarga menuju Jakarta. Namun ia tidak mengetahui secara pasti kapan almarhum Leo Kristi dibawa.
"Saya kurang paham, pihak keluarga tidak mengomunikasikan," kata dia.
Semasa hidupnya, Leo Kristi dikenal sebagai musisi pengelana yang menikmati karier bermusiknya di jalanan. Bersama rekan seangkatannya, Gombloh dan Franky Sahilatua, ia mendirikan grup band Lemon Trees yang beraliran rock progresif.