REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemkominfo Ismail menyatakan, orang tua masa kini harus membekali diri dan keluarga dengan pengetahuan internet yang sehat. Langkah itu bisa membentengi keluarga, terutama anak dari dampak buruk internet.
“Kita perlu melakukan proses kontrol sosial dulu. Pengetahuan internet harus diketahui oleh ibu-ibu, sehingga sejak dini di rumah anak sudah diajarkan, diberikan bekal bagaimana menggunakan internet secara sehat,” paparnya pada kegiatan Panggung Bangkit Indonesia di Yogyakarta, Ahad (21/05).
Lebih lanjut Ismail memaparkan Kementerian Kominfo menjalankan Program Internet Sehat untuk mendorong penggunaan internet yang baik dan benar. Selain itu ia juga menjelaskan dua langkah yang dilakukan Kementerian Kominfo untuk mencegah dan menindak situs-situs palsu di internet, yaitu dengan Program Whitelist dan Blacklist. “Untuk situs-situs, Kominfo melakukan dua penegakan, yaitu whitelist dan blacklist,” kata Ismail.
Dia menjelaskan, Blacklist merupakan pemblokiran situs-situs yang ditindak berdasarkan laporan dan aduan masyarakat. Sementara Whitelist merupakan pencegahan dari sistem operasi komputer yang digunakan saat mengakses internet. “Kalau whitelist, sejak awal sistem operasi komputer itu sudah diarahkan untuk mengakses hanya ke situs-situs yang positif,” jelas Ismail.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo DI Yogyakarta, Rony Primanto menjelaskan Diskominfo DIY turut serta memberantas hoax dalam bentuk kerjasama dengan berbagai macam komunitas netizen. “Yogya ini pusatnya netizen. Data dari APJII, Jogja tingkat penetrasinya nomer dua setelah Jakarta. Melihat potensi itu kita berusaha bikin konten positif untuk melawan hoax,” jelas Rony.
Dalam kesempatan tersebut, Blontang Poer, blogger asal Solo yang juga turut hadir sebagai narasumber menjelaskan bahwa permasalahan utama dalam beredarnya hoax secara massif di masyarakat saat ini adalah karena pemahaman yang sebatas pada alat penyebar informasi, bukan informasi itu sendiri.
“Kita karena merasa menguasai alat, baru tahu sepotong-sepotong udah berkomentar, mudah untuk copypaste dan share. Sementara komentarnya itu didorong oleh apa yang dia mau, apa yang dia cocok, bukan atas apa yang sebenarnya terjadi,” tutur Poer.
Pergelaran panggung bangkit Indonesia yang berlokasi di Car Free Day Jl. Jend. Sudirman Yogyakarta tersebut merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan Peringatan Harkitnas 2017, yang juga secara serentak diadakan di lokasi CFD pada dua kota lainnya, yaitu Jakarta dan Bandung.