REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Kabupaten Sleman memiliki brand dan logo baru pada usia yang ke-101. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Sudarningsih menyampaikan, penyusunan brand sendiri sangat diperlukan sebagai kontrak kualitas antara penyedia jasa (produk) kabupaten setempat dengan para pemakai jasa (calon konsumen).
“Karena itu, institusi apapun di Sleman harus berkomitmen mendukung brand baru ini,” kata perempuan yang akrab disapa Ning itu saat ditemui di Ruang Humas Pemkab Sleman, Kamis (18/5).
Menurutnya, penyusunan brand dan logo sudah melalui berbagai proses penjaringan. Berdasarkan proses yang sudah dilalui, diputuskanlah bahwa brand yang digunakan harus selaras dengan barand milik DIY, yaitu Jogja Istimewa. Maka itu logo yang diangkat memiliki tema doodle dan gaya huruf yang sama dengan brand DIY.
Adapun tagline yang diambil adalah The Living Cultur dengan logo Candi Prambanan dan Gunung Merapi. Dua icon tersebut diambil karena sudah jadi ikon Sleman yang dikenal dunia. Sebagai penegas bahwa Sleman merupakan bagian dari DIY, pada logo ditambahkan kalimat Part of Jogja.
Ketua Tim Penyusunan Branding Sleman Ike Janeta Dewi menyampaikan, setiap wilayah pasti memiliki keunggulan masing-masing. Namun, bagi Sleman, sektor pariwisata menjadi keunggulan tersendiri. Maka itu branding yang disusun harus menunjukkan beberapa hal terkait pariwisata Sleman. Logo dan band Sleman sendiri memiliki beberapa makna. Pertama kesinergisan antara Sleman dan DIY.
“Maka itu typografi dan gayanya sama dengan Jogja Istimewa,” kata Ike.