REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Konektivitas udara merupakan kunci sukses untuk mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia hingga 2019. Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan pemerintah menetapkan tiga prioritas utama 2017, yaitu go digital, homestay desa wisata, dan konektivitas udara.
"Konektivitas udara menjadi tiga critical success yang bisa menarik lebih banyak wisman masuk ke Indonesia," katanya, Selasa (9/5).
Ada tiga alasan yang melatarbelakangi pentingnya konektivitas udara. Pertama, hampir 80 persen wisman masuk ke Indonesia melalui transportasi udara. Sisanya melalui jalur laut di Kepulauan Riau, dan cross-border land.
Kedua, akses udara menanggung 80 persen dari proyeksi 15 juta wisman tahun ini. Indonesia masih kekurangan sekitar dua juta seats capacity dari negara pasar utama, yaitu Cina, Singapura, Malaysia, India, Eropa, Austalia, Jepang, Korea, dan sebagainya.
Ketiga, trafik sebagian besar bandara internasional di Indonesia sudah kelebihan kapasitas, seperti di Bali dan Jakarta yang merupakan pintu gerbang utama, kemudian Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. Angkasa Pura I, kata mantan DIirektur Utama Telkom ini perlu mempercepat pengembangan infrastruktur bandara.
"Angkasa Pura I masih memperoleh hak monopoli sehingga pesaing utamanya adalah diri sendiri dengan cara memacu kinerja perusahaan," kata Arief.