REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia Canberra mempromosikan Raja Ampat kepada masyarakat setempat dan asing yang bermukim di Australia dalam upaya menarik sebanyak mungkin wisatawan berkunjung ke objek wisata di Papua Barat itu.
"Kemasyhuran Raja Ampat sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia terus dipromosikan mengingat besarnya potensi yang ditawarkan untuk menarik turis Australia," demikian siaran pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra yang diterima di Jakarta, Sabtu (6/5).
Momentum promosi Raja Ampat dilakukan oleh KBRI Canberra dengan mengundang banyak kalangan di Australia, mulai dari pengusaha, budayawan, peneliti, hingga penulis, yang tergabung dalam "Women International Club" (WIC) Canberra.
Diplomat asing ekspatriat di Canberra juga turut hadir antara lain Korea Selatan, Argentina, Jepang, Brunei Darusalam, dan Afrika Selatan.
Ruang Balai Kartini KBRI Canberra tempat promosi Raja Ampat dipenuhi oleh sejumlah foto, lagu tradisional, sepeti Apuse, Pangkur Sagu, Sajojo dan lain-lain serta video tentang Raja Ampat dan Papua.
Publik yang datang terlihat sangat antusias dengan pameran ini. Sejumlah foto tentang keanekaragaman hayati bawah laut, tempat menyelam dan tarian Papua, yang dipajang pun mengundang kekaguman mereka.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Canberra, Penny Dewi Herasati, mengatakan Raja Ampat menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan asing ke Indonesia selain Bali.
Apalagi, Raja Ampat menjadi satu dari 10 Bali baru yang kini sedang dikampanyekan secara agresif oleh Pemerintah Indonesia. "Karakteristik Raja Ampat yang kaya akan keindahan alam, menjadi daya tarik yang besar bagi turis Australia", katanya.
Untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif, dua diplomat muda KBRI Canberra, yakni Ersan Keswara Ramadhani dan R.A. Fathonah secara bergantian memberikan paparan tentang kelebihan Raja Ampat sebagai tujuan bagi turis asing dan juga cara menuju Raja Ampat.
Agar lebih merasakan atmosfir Papua Barat, para pengunjung juga diajak menari bersama dengan diiringi lagu Yamko Rambe Yamko yang dipandu oleh anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Canberra.
Cigdem La Salle, wanita berdarah Turki ini mengaku sangat menikmati aktivitas promosi Raja Ampat, termasuk menari bersama tarian tradisional di provinsi paling timur Indonesia.
Dirinya bahkan berharap ada yang segera mengorganisir kunjungan ke Raja Ampat agar dapat menikmati pemandangan keanekaragaman hayati laut yang sangat indah.
Hal senada disampaikan oleh pengunjung lainnya, yakni Teressa Zarlenga yang berkeinginan dapat berkunjung ke Raja Ampat. "Kegiatan promosi budaya dan pariwisata seperti ini sangat bagus. Informatif dan mengesankan", katanya. Dalam promosi itu pengunjung disuguhi makanan khas tanah air, yakni soto ayam dan bubur kacang hijau.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak dikunjungi oleh turis Australia yang plesiran ke luar negeri. Tahun 2016 jumlah pelancong Australia mencapai 1,2 juta orang.