Senin 17 Apr 2017 20:55 WIB

Deddy Mizwar dan Kang Abik Baca Puisi di Acara Puncak 1 Abad Pesantren Cintawana

Ketua Panita 1 Abad Pesantren Cintawana Tasikmalaya KH  Zainurrofiq,  Pengasuh Pesantren Cintawana KH Asep A  Suja'i,   Wagub Jabar Deddy Mizwar, dan Habiburrahman El Shirazy  (dari kiri ke kanan).
Foto: Dok Republika Penerbit
Ketua Panita 1 Abad Pesantren Cintawana Tasikmalaya KH Zainurrofiq, Pengasuh Pesantren Cintawana KH Asep A Suja'i, Wagub Jabar Deddy Mizwar, dan Habiburrahman El Shirazy (dari kiri ke kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --  Pesantren Cintawana, yang boleh disebut sebagai pesantren tertua di Singaparna,  Tasikmalaya, Jawa Barat,  merayakan hari miladnya ke-100 tahun atau satu abad.

Acara puncak perayaan itu dilaksanakan pada  Sabtu (15/4). Acara puncak dikemas dalam dua kegiatan besar yaitu Seminar Nasional "Berdakwah dengan Seni dan Pena", dan "Halaqah Ulama Muda Nasional".

Dalam acara seminar nasional yang dihadiri ribuan santri, tampil sebagai pembicaa dua orang ikon seniman dan sastrawan terkemuka Indonesia yaitu Deddy Mizwar dan Habiburrahman El Shirazy.

Deddy Mizwar mendorong para santri agar kreatif berdakwah. Salah satunya berdakwah menggunakan medium film. "Film itu seperti sihir, yang bisa digunakan untuk kebaikan juga keburukan. Di tangan orang yang beriman, film bisa menjadi alat mengajak kebaikan yang efektif,” kata aktor pemeran Naga Bonar yang kini jadi Wagub Jabar.

Selain itu Deddy Mizwar memberikan wawasan kepada para santri bahwa tantangan yang dihadapi para santri ke depan akan lebih dahsyat dari sekarang. Menurut dia, IQ tinggi, tempat pendidikan favorit  seperti Al Azhar Kairo, Mesir sekalipun tidak menjadi faktor utama seseorang sukses.

"Dalam penelitian di Amerika, faktor penting untuk sukses nomor satu adalah integritas. Maka wajar Nabi Muhammad Saw disebut manusia paling sukses sebab sejak sebelum diangkat jadi nabi sudah dapat julukan Al Amin, dapat dipercaya. Faktor kedua, adalah disiplin. Dan ketiga, bisa berinteraksi secara baik dengan sesama,” papar Deddy Mizwar yang dalam kesempatan itu  membacakan dua puisi berjudul Belajar pada Pohon dan Emak.

Sedangkan sastrawan Habiburrahman El Shirazy memotivasi para santri untuk prigel menulis. "Menulis menjadi wasilah dakwah sangat penting. Nabi Sulaiman adalah contoh Nabi yang berdakwah dengan  tulisan. Selembar surat yang ia tulis utk Ratu Balqis, mampu mengubah negeri Saba' akhirnya berislam,” ujarnya.

Sastrawan yang akrab dipanggil Kang Abik itu menambahkan, Nabi Muhammad juga menulis surat kepada para raja dan kaisar. “Menulis adalah sunah para ulama. Kita masih bisa membaca ilmu-ilmu  keislaman karena para ulama menuliskannya,” tutur penulis novel Ayat Ayat Cinta itu.

Dalam acara Halaqah Ulama Muda Nasional yang membahas pentingnya sikap wasatiyah (moderat), Kang Abik membacakan puisi berjudul Alquran Bernyawa.

Pesantren Cintawana didirikan oleh KH Moh Toha pada 12 April 1917 M. KH Moh  Toha adalah ulama yang sempat belajar di Makkah, seangkatan dengan KH  Hasyim Asy'ari,  pendiri NU.

Ulama-ulama Jawa Barat jebolan Pesantren Cintawana antara lain KH Rukiyat  (ayahanda KH Ilyas Ruhiyat)  pendiri Pesantren Cipasung Tasikmalaya dan KH Zaenal Mustafa dari Sukamanah, seorang pahlawan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement