REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Air terjun merupakan destinasi wisata yang banyak tersebar di berbagai wilayah tanah air. Dengan perbedaan kontur wilayah masing-masing, membuat tiap air terjun memiliki keunikannya sendiri.
Seperti air terjun "Tumpak Sewu" atau yang juga kerap disebut "Tebing Nirwana" di Desa Wisata Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Air terjun ini memiliki keunikan yang membuat setiap orang melihatnya pasti terkesima.
Dari gerbang masuk, usai membeli tiket seharga Rp 5.000, pengunjung akan melewati jalan yang sudah mulus menuju titik panorama atau tempat untuk menikmati keindahan air terjun. Selama menuju titik panorama, pengunjung akan disuguhkan dengan suasana asri dan kebun salak di sisi kanan-kiri.
Desa Sidomulyo memang dikenal dengan hasil salaknya.
Setelah berjalan kurang lebih 10 menit, pengunjung akan tiba di titik panorama. Hamparan tebing yang luas, dengan tinggi yang sejajar dengan titik panorama, membuat bentaran tebing terlihat dengan jelas dan luas.
Di ujung pandangan, air terjun Tumpak Sewu terlihat menggoda. Tebing yang menjulang tinggi dengan banyak aliran membuat tumpahan air meliuk cantik. Deburan air yang menghantam tebing-tebing menghasilkan bunyian alami yang menyejukkan. Semua itu tidak berasal dari satu sumber air, melainkan dari banyak aliran.
Belum cukup, tebing yang bentuknya setengah lingkaran dengan rimbunan pohon yang memayungi di sekelilingnya, membuat air terjun ini begitu hijau nan menyejukkan mata.
Deretan bangku dari bambu yang ada di sekeliling titik panorama dijamin akan membuat pengunjung semakin betah untuk sekadar beristirahat menikmati panorama dan sejuknya udara Sidomulyo.
Abdul Karim, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Tumpak Sewu, yang mengelola air terjun "Tumpak Sewu" mengatakan, banyaknya aliran air yang berasal dari berbagai mata air serta bentuk tebing yang setengah lingkaran menjadikan air terjun Tumpak Sewu berbeda dengan air terjun lainnya.
"Karena aliranya banyak dari berbagai mata air, makanya diberi nama sewu atau seribu dalam bahasa jawa. Sementara Tumpak, air terjun ini ditemukan pada Jumat sore. Dan dalam budaya Jawa itu sudah masuk hari Sabtu atau Tumpak," ujar Abdul Karim.
Karena berasal dari mata air pula, debit air tidak pernah berkurang bahkan di musim-musim kemarau. "Karenanya berkunjung kapanpun bisa ke Tumpak Sewu," kata dia.
Desa Sidomulyo berada sekitar 55 kilometer arah selatan dari Lumajang. Waktu tempuh rata-rata sekitar 2 jam.
Untuk mencapai lokasi ini bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun empat. Akses jalannya sama.
Jika hendak menggunakan angkutan umum, dari terminal Wonorejo di Lumajang bisa memilih angkutan ke terminal Pronojiwo. Setelahnya bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan ke kawasan Sidomulyo.
"Atau kami juga menyediakan fasilitas jemput, mulai dari terminal Lumajang," ujar Abdul Karim.