REPUBLIKA.CO.ID, Bullying atau penindasan sudah menjadi rahasia umum saat ini. Bukan hanya menimpa anak-anak ataupun pelajar di sekolah, bentuk penindasan saat ini pun marak di tempat kerja.
Bedanya, penindasan yang dialami dan dilakukan oleh orang dewasa di lingkungan kerja terkadang lebih halus, tidak seperti anak-anak yang melakukannya secara terbuka. Meski demikian, apapun bentuknya yang namanya tekanan dalam bentuk penindasan terhadap seseorang merupakan perbuatan jahat.
Hal ini diungkapkan oleh Psikolog Klinis Dewasa dari Universitas Tarumanagara, Untung Subroto Dharmawan bahwa Office Bullying adalah perilaku yang secara sengaja dan terus menerus untuk menyakiti seseorang baik fisik atau psikologis yang dilakukan di lingkungan kerja/kantor.
"Hal ini biasanya dilakukan oleh karyawan pada karyawan yang lemah, berada pada level yang rendah dari pelaku, atau pada karyawan baru sebagai proses perpelocoan atau dalam bahasa populernya ngerjain karyawan baru," kata dia kepada Republika belum lama ini.
Menurut data dari Workplace Bullying Institute (WBI), sebuah organisasi di Amerika Serikat yang membantu korban bullying di kantor, pada tahun 2014 membuat riset dengan temuan yang cukup mencengangkan. 72 persen pekerja pernah mengalami penindasan di kantor. Bentuknya pun beragam. Mulai dari ancaman secara langsung atau tidak, tindakan yang memalukan, memberikan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, mengintimidasi, hingga menyabotase atau membicarakan kesalahan tanpa pegawai yang bersangkutan mengetahuinya.
Pelakunya tidak selalu rekan kerja, bisa juga atasan langsung. Hal yang membuat miris lagi adalah yang menjadi sasaran bully biasanya seseorang yang bekerja dengan sangat baik, rajin dan kooperatif. Sikap positif tersebut seringkali dijadikan kelemahan untuk ditindas.
Akan tetapi dijelaskan lebih lanjut oleh Untung, jika kasus diatas dilakukan dengan sengaja dan terus menerus oleh seorang atasan agar mempermalukan bawahan, maka ini termasuk bullying. "Tapi jika ini dilakukan oleh atasan karena ketidak tahuan akan pengaruh pengunaan chanel/media komunikasi yang salah dalam komunikasi ini belum tentu dapat dikatakan bullying," tambah dia.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook