REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi baru menemukan, bayi-bayi di Inggris, Kanada dan Italia lebih sering menangis daripada bayi di negara-negara lain. Sementara bayi di Denmark, Jerman dan Jepang justru menangis lebih sedikit.
Reuters melaporkan penulis studi The Journal of Pediatrics membandingkan prevalensi kolik, yakni menangis lebih dari 3 jam per hari selama minimal tiga hari per minggu. Penelitian ini dilakukan pada bayi selama 12 minggu pertama kehidupan mereka, di berbagai negara di seluruh dunia.
"Jumlah tangisan bayi sangat berbeda satu dengan lainnya di awal kehidupan mereka," kata salah satu penulis Dieter Wolker seperti dilansir Time.com.
Tim peneliti mengumpulkan data dari penelitian lain menangis durasi selama hampir 8.700 bayi untuk menentukan seberapa kolik umum pada bayi. Hasilnya di Inggris, 28 persen bayi berumur 1 sampai 2 minggu memiliki kolik, sedangkan prevalensi rata-rata untuk usia itu hanya 17,4 persen.
Hasil mengejutkan juga didapat di Kanada. Sebesar 34,1 persen bayi di Kanada memiliki kolik pada 3 sampai 4 minggu, sedangkan persentase rata-rata adalah 18,4 persen. Di sisi lain, studi ini menemukan 6,7 persen dari bayi di Denmark pada 5 sampai 6 minggu memiliki kolik, jauh lebih rendah dari rata-rata 25,1 persen untuk usia itu.
Studi ini tidak menemukan alasan dibalik variasi jumlah menangis dari masing-masing negara. Tetapi para ilmuwan mengatakan harus ada lebih banyak penelitian terkait potensi pengaruh budaya dan genetik.