REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Bali selalu di atas target setiap tahunnya. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, AA Gede Yuniartha Putra mengatakan jumlah wisman yang datang ke Bali sepanjang 2016 hampir lima juta orang dari target yang hanya 4,4 juta orang.
"Kunjungan Januari-Februari 2017 bahkan meningkat 24 persen dibandingkan Januari-Februari 2016 di mana jumlahnya nyaris mencapai satu juta wisman," katanya kepada Republika, Selasa (4/4).
Cina, Australia, dan Jepang masih menduduki tiga besar wisman terbanyak yang datang ke Bali. Sepanjang Januari-Februari 2017, jumlah masing-masingnya adalah 295.859 orang, 181.573 orang, dan 34.906 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode sama pada 2016, yaitu masing-masingnya 191.333 orang, 156.252 orang, dan 26.221 orang.
Negara lainnya dengan kunjungan wisman tertinggi ke Pulau Dewata adalah Korea Selatan, Inggris, India, Malaysia, Amerika Serikat, Taiwan, dan Singapura. Wisman asal Amerika Serikat mengalami peningkatan jumlah wisman terbesar pada periode Januari-Februari 2017, yaitu 94.12 persen dari 12.646 orang pada dua bulan pertama 2016 menjadi 24.222 orang pada 2017.
Keamanan, kedamaian, dan kenyamanan wilayah menjadi aspek terpenting bagi Bali sebagai destinasi pariwisata dunia. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan banyak acara nasional dan internasional diselenggarakan di Pulau Surga ini.
"Bali juga menjadi perhatian dunia setelah kemarin ini Raja Salman bin Abdulaziz Alsaud berkunjung dan berlibur di Bali, sampai-sampai membatalkan kunjungannya ke Maladewa. Ini membuktikan jika Bali masih aman," kata Pastika dalam kesempatan berbeda.
Keamanan, kata mantan Kapolda Bali ini tidak jatuh dari langit, melainkan diwujudkan dan dipelihara bersama dengan baik. Sedikit saja lengah, hal-hal tak diinginkan yang mengancam keamanan dan kenyamanan Bali bisa terjadi.