REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata membuat program untuk memacu pengembangan sadar wisata dan Sapta Pesona. Salah satunya, lewat Apresiasi Pengembangan Sadar Wisata dan Sapta Pesona Tingkat Nasional.
“Misinya membina sedikitnya 1.000 kelompok Sadar Wisata ( Pokdarwis) yang tersebar di seluruh provinsi. Ini sekaligus ajang apresiasi terhadap kelompok Sadar Wisata yang ikut mengembangkan pariwisata di seluruh provinsi,” ujar Dadang Rizky Rahman, Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata didampingi Oneng Setya Harini, Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenpar.
Saat ini, tahapan program sudah memasuki pemilihan dewan juri. Kalangan pemerhati, pelaku dan pers yang peduli pariwisata serta akademisi akan ikut dilibatkan.
“Sudah masuk tahap seleksi administrasi. Kami sudah mulai menyaring apakah peserta sudah masuk kategori berkembang atau masuk kategori maju. Pemenangnya akan diumumkan saat perayaan Hari Pariwisata Dunia, 27 September 2017,” ungkap Dadang.
Meski sudah masuk tahap seleksi administrasi, kesempatan untuk bersaing di tingkat nasional belum tertutup. Pokdarwis provinsi juga punya kans yang sama untuk bersaing dengan Pokdarwis di 10 destinasi prioritas. Semuanya diperbolehkan berkompetisi dengan Pokdarwis Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
Bagi yang berminat ikut serta, Pokdarwis dari seluruh provinsi masih bisa mengirimkan proposalnya hingga 7 April 2017. “Sejak Febuari 2017 para kepala dinas pariwisata di tingkat Provinsi maupun Kabupaten sudah dikirimkan surat untuk melibatkan Pokdarwis terbaiknya di daerah bersaing di tingkat nasional. Nantinya para juri memilih 20 finalis dari ratusan proposal yang masuk untuk kompetisi ini,” kata Oneng Setya Harini.
Pokdarwis adalah kelompok masyarakat yang berperan sebagai motivator, penggerak serta komunikator. Mereka diberi tugas untuk menggerakkan masyarakat setempat agar bisa menjadi tuan rumah yang baik. Mereka juga menjadi garda terdepan untuk meningkatkan kesiapan dan kepedulian masyarakat di sekitar destinasi atau obyek wisata.