Selasa 28 Mar 2017 17:35 WIB

Jangan Ajarkan Anak Membenci dan Lukai Orang Lain

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Anak-anak sedang bercanda sambil bermain.
Foto: Pixabay
Anak-anak sedang bercanda sambil bermain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Kajian Perlindungan Anak (PUSKAPA) Universitas Indonesia (UI), Irwanto secara natural setiap anak memiliki kebaikan. Namun, apabila anak diajarkan membenci dan melukai orang lain, itu disebut kekejaman. Alasannya, sifat tersebut bukan kaidah seorang anak. Ia tidak menampik, anak juga memiliki rasa tidak suka dengan orang lain, tetapi perasaan itu tidak berlangsung lama.

"Dalam Konvensi Hak Anak (KHA) menyebutkan, anak adalah evolving organism (organisme berkembang). Potensi tak hanya satu, didukung pengalaman dan proses belajar," ujar dia dalam diskusi bertema 'Darurat Pendidikan Indonesia atas Menguatnya Permusuhan berdasar Agama' di Jakarta, Selasa (28/3).

Irwanto mengingatkan, mengajarkan kebencian pada anak, akan berisiko sekira 15-20 tahun kemudian. Pun yang akan menanggang dampaknya, adalah anak itu sendiri.

"Bagaimana orang tua tega mem-frame, menempatkan anak dalam situasi berbahaya yang tak dipahami anak sendiri," jelasnya.

Ia juga menyebut salah satu perilaku keji, yakni mengkondisikan anak dengan pesan kebencian. "Kalau anak dikondisikan terus dengan pesan kebencian, itu pelakunya namanya kekejian. Karena kita, menentukan hidup seseorang," kata dia

Irwanto mengingatkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengkampanyekan antikekerasan di lingkungan sekolah. Namun, proses dari kampanye itu tidak berjalan dengan baik, apalagi di lingkungan sekolah.

Ia mengingatkan, jangan sampai pesan kebencian yang ditanamkan pada anak, berujung pada mengorbankan 70 tahun kehidupannya mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement