REPUBLIKA.CO.ID, Perempuan biasanya didorong untuk memiliki anak di usia lebih muda. Namun, sebuah studi dari Denmark menunjukkan bahwa tak masalah jikalau Anda terlambat menikah dan menjadi ibu di usia lebih tua.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Developmental Psychology, peneliti menemukan, menjadi ibu di usia lebih tua justru bisa meningkatkan kebahagiaan anak.
Para ibu yang berusia lebih tua cenderung berpeluang lebih kecil menerapkan hukuman fisik dan verbal pada anak mereka, ketimbang ibu muda. Hal ini membuat lebih sedikitnya risiko sang anak mengalami masalah emosi, sosial dan perilaku.
"Orang menjadi lebih fleksibel secara mental seiring bertambahnya usia, mereka jauh lebih toleran," ujat salah satu peneliti, Dion Sommer yang bersama timnya memantau 4.741 ibu di Denmark beserta perilaku anak-anak mereka pada usia 7, 11 dan 15 tahun itu.
"Itu sebabnya kematangan psikologis dapat menjelaskan mengapa ibu yang lebih tua tidak banyak memarahi dan mendisiplinkan anak mereka menggunakan fisik,"sambung dia.
Dalam sebuah studi terpisah, peneliti di Amerika menemukan bahwa perempuan dapat meningkatkan kekuatan otak mereka jika memiliki anak-anak di usia yang lebih tua.
Di Amerika Serikat, usia ibu saat melahirkan anak pertama ialah 25-26 sejak tahun 2000. Sementara di Denmark, jumlah anak yang lahir dari perempuan yang berusia di atas 40 meningkat empat kali lipat sejak tahun 1985.