Sabtu 25 Mar 2017 08:29 WIB

Singapura Tertarik Kerja Sama Wisata Cruise dan MICE dengan Indonesia

Foto: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar
"The 1st Joint Working Group Meeting (JWGM) on Tourism" yang berlangsung antara Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan pihak Singapura di Hotel Mercure Sabang, Jakarta, Jumat (24/3) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedekatan geografis membuat Singapura tertarik bekerja sama dengan Indonesia di bidang pariwisata. Terlebih Indonesia memiliki banyak keunggulan potensi wisata, terutama budaya dan alam.

Hal tersebut tergambar dalam penyelenggaraan "The 1st Joint Working Group Meeting (JWGM) on Tourism" yang berlangsung antara Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan pihak Singapura di Hotel Mercure Sabang, Jakarta, Jumat (24/3) kemarin.

Kegiatan tersebut membahas peluang kerja sama di tiga topik utama, yakni kapal pesiar, MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) dan investasi di bidang pariwisata.

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, kegiatan JWGM on Tourism ini sebagai tindak lanjut dari hasil nota kesepahaman bersama (MoU) kedua negara saat leader retreat di Semarang pada November 2016 lalu. Serta dalam rangka mendukung dan melaksanakan kerja sama pengembangan pariwisata yang telah disepakati.  

 

"Disitu dikatakan untuk bekerja sama pariwisata di bidang MICE, Cruise dan investasi. Itu baru MoU dan tidak mungkin langsung implementasi tanpa melalui pertemuan teknis terlebih dahulu. Maka dari itu kita buat working group ini dalam bentuk join working group meeting," ujar I Gde Pitana.

Dalam pertemuan kemarin pihak Singapura menjajaki apa saja peluang kerja sama yang bisa dilakukan dalam tiga topik utama tersebut. Termasuk membelokkan rute kapal pesiar yang selama ini dimiliki operator Singapura untuk mengunjungi destinasi-destinasi eksotik Indonesia.

"Mereka (Singapura, red) ada ribuan wisatawan kapal pesiar. Tadi ternyata setelah diskusi ada hal yang harus kita penuhi, (Tanjung) Benoa diperbaiki. Marine Tourism kita dimana saja, kita tunjukkan mana saja destinasinya," ujar Deputi.

Begitu juga dengan kegiatan MICE. Di singapura setiap tahunnya ada ratusan kegiatan meeting internasional. Kemudian dijajaki untuk coba dibawa ke Indonesia.

"Di Indonesia selama ini dikenal hanya Jakarta dan Bali, padahal kita juga punya Palembang dengan kompleks Jakabaring, Surabaya dan Mandalika nantinya," kata dia.

Sementara di sektor investasi, Ketua Tim Percepatan sepuluh destinasi prioritas Hiramsyah Shambhudy Thaib menjelaskan, Singapura selama ini masih menempati nomor satu investor di industri pariwisata tanah air. Karena itu ia mengundang lebih banyak lagi investor Singapura untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata tanah air.

"Pemerintahan Joko Widodo sendiri telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu leading sector. Ini artinya seluruh pihak harus selaras mendukung pariwisata," ujarnya.

Ia pun berharap dalam tiga bulan ke depan ada kemajuan yang konkrit dari pertemuan ini.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berpesan agar pertemuan JWGM on Tourism menghasilkan program kegiatan yang real dan deal untuk diimplementasikan kedua pihak serta berusaha menghilangkan kegiatan yang bersifat seremonial.

Ia mengatakan harus ada satu program yang bisa langsung diimplementasikan, apakah terkait dengan program kapal pesiar, promosi bersama bidang MICE ke Bintan, Batam atau Karimun, maupun penunjukan lokasi investasi di tiga destinasi yang diminanti investor Singapura.

"Apakah Danau Toba, Mandalika atau Yogyakarta. Yang terpenting jangan banyak serimonialnya,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya mengatakan, kita akan meminta operator cruise Singapura untuk dapat menaikkan dan menurunkan penumpangnya di lima pelabuhan besar yaitu; Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Benoa, dan satu pelabuhan lain yang diusulkan yaitu Tanjung Mas Semarang sekaligus disiapkan paket-paket wisatanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement