REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya ada 17 kegiatan pariwisata yang akan digelar di sekitar destinasi wisata Danau Toba, Sumatera Utara. Kegiatan pariwisata tersebut akan diadakan oleh delapan Kabupaten dan bekerjasama dengan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BOD) Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. 17 kegiatan itu pun berlangsung pada sepanjang tahun 2017, tepatnya mulai dari Mei hingga Desember.
Menurut Wakil Gubernur Sumut, Nurhajizah Marpaung, menyatakan, kegiatan pariwisata di Danau Toba merupakan salah satu upaya untuk pengembangan pariwisata Danau Toba dan promosi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Danau Toba, yang memiliki keunggulan daya tarik budaya (culture), alam (nature), dan daya tarik buatan (manmade). Nurhajizah pun menyebut, seluruh jajaran Pemda Provinsi Sumut dan Kabupaten se-kawasan Danau Toba siap mensukseskan rencana Danau Toba sebagai destinasi kelas dunia. "Terlebih, bersama Mandalika dan Borobudur, Danau Toba termasuk dalam tiga destinasi prioritas yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat dari 10 destinasi utama di Indonesia."
Lebih lanjut, Nuhajizah mengungkapkan, pada esensinya, kegiatan pariwisata merupakan aktivitas ekonomi. Untuk itu, dengan adanya event ini dapat memberikan kesejahteraan pada masyarakat sekitar dan menjadi momentum kebangkintan pariwisata, khususnya di Sumatera Utara. ''Kegiatan pariwisata Danau Toba ditargetkan pada 2019 akan memberikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 16 triliun rupiah, serta menciptakan sebanyak 300 ribu lapangan kerja baru. Ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumut,'' ujar Nurhajizah.
Sementara Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyatakan, saat ini kunjungan wisatawan mancanegara ke Danau Toba memang baru berkisar 230 ribu orang. Namun, pada 2019, kunjungan wisatawan mancanegara ditargetkan mencapai satu juta orang. Target ini, kata Arief Yahya, baru bisa tercapai jika sudah ada pengembangan fasilitas internasional ke Danau Toba. ''Itu baru mungkin terjadi kalau Bandara Silangit menjadi bandara internasional, kalau tol dari Kualanamu ke Parapat, ke tepi Danau Toba selesai,'' ujar Arief.
Untuk itu, Kemenpar, ungkap Arief, akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk dengan Kementerian Perhubungan dan Kemnterian Pekerjaan Umum. Begitupun dengan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba untuk percepatan pembangunan infrastruktur dan destinasi wisata Danau Toba. ''Agar ideal, Kemenpar dalam menjalankan tugasnya untuk mengejar target satu juta wisman ke destinasi Danau Toba dengan perolehan devisa 500 juta dollar as pada 2019, dengan asumsi satu juta wisman kali 500 dollar as spending per kedatangan,'' tutur mantan Dirut Telkom tersebut.
Namun, Arief berharap, khusus untuk event-event budaya tidak berhenti di skala lokal saja, tapi juga ke skala nasional. Bahkan, bukan tidak mungkin salah satu produk budaya dari Suku Batak di Sumatera Utara, yaitu kain Ulos, dapat berkembang dan menjadi tren fashion. ''Ujungnya tidak boleh hanya event fashion itu. Ulos tidak hanya menjadi selendang. Tapi juga menjadi fashion dan harus dikomersilkan. Karena itu nanti akan ada rekan-rekan dari Badan Ekonomi Kreatif yang dapat membantu,'' tutur Arief.