REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan minum susu berangkat dari kebiasaan yang dibangun di lingkungan keluarga. Dengan membangun kebiasaan tersebut sejak dini, tak hanya baik untuk kesehatan namun membangun keakraban yang positif.
Psikolog Roslina Verauli M.Psi, mengatakan perilaku minum susu di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Kumpul keluarga menurutnya merupakan satu momen yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan perilaku tersebut.
"Kumpul kelurga itu merupakan media terbaik membentuk emosi positf dan membantu anggota keluarga membentuk perilaku sehat, salah satunya dengan kebiasaaan minum susu," kata psikolog yang akrab disapa Vera itu, saat peluncuran kampanye Frisian Flag "Saatnya Keluarga Minum Susu Sekarang", di Kuningan Suites, Jakarta, Senin (20/3).
Begitu masuk usia sekolah kata Vera, perilaku minum susu pada anak cenderung semakin rendah. Ada tiga hal yang menurutnya perlu diperhatikan untuk mengatasi masalah tersebut.
Teknik ini dinamakan modifikasi perilaku, yang terdiri dari antecendent, behavior, dan consequences. Biasanya mereka yang rendah perilaku minum susunya karena antecedentnya mengalami tekanan dalam minum susu, dengan begitu behaviornya tak tercipta dan consequencesnya situasi yang tidak menyenangkan.
"Jadi akan ada emosi negatif, sehingga perilaku minum susunya nggak baik," ujarnya.
Untuk itu menciptakan momen minum susu yang baik penting sehingga akan tercipta kebiasaan minum susu di keluarga. Hasilnya momen minum susu yang tercipta itu akan berdampak pada meningkatnya emosi positif.
"Dari momen minum susu yang tercipta bisa berdampak pada performa belajar anak, perilaku bersahabat, dan kemampuan bertanggung jawab serta lebih responsif," ujarnya.
Tak hanya pada anak, momen minum susu juga bisa membuat keluarga lebih menyenangkan. Selain itu keluarga juga lebih efektif dalam menangani masalah.