Jumat 10 Mar 2017 20:25 WIB

Taiwan Miliki 100 Restoran Bersertifikasi Halal

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Halal, ilustrasi
Halal, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Jumlah restoran bersertifikasi halal di Taiwan mencapai sedikitnya 100 unit. Kepala Biro Pariwisata Taiwan Chou Yung-hui berharap jumlah tersebut akan terus bertambah. 

"Kami berharap restoran halal di sini mencapai 200," ujarnya seperti dilansir dari Focus TaiwanNews Channel, Jumat (10/3). Menurut dia, ini menunjukkan bahwa Taiwan berupaya keras menjadi lingkungan yang lebih ramah terhadap umat Islam. Semuanya dilakukan tak lain demi menarik wisatawan Muslim.

Tepatnya, ada 104 restoran yang menyajikan makanan halal di Taiwan. Berbagai restoran tersebut tidak menjual makanan dan minuman yang dilarang Islam seperti daging babi dan minuman beralkohol. Chou menyebut Taiwan menempati peringkat 10 untuk kategori destinasi pariwisata favorit umat Muslim tahun lalu. Dia optimistis peringkat Taiwan akan naik ke posisi tujuh tahun ini. 

Taiwan, kata Chou, membuat kemajuan pesat dalam menarik wisatawan Muslim. "Lebih banyak restoran yang mendapatkan sertifikasi halal adalah indikator utama fakta ini," ujarnya. 

Selain mengambil bagian dalam pameran pariwisata di negara-negara Muslim, Biro Pariwisata Taiwan juga akan mengeluarkan buklet pariwisata Muslim di Inggris, Malaysia dan Indonesia bulan depan untuk mempromosikan Taiwan sebagai negara yang ramah Muslim. Meski tahun lalu wisatawan asing mencapai angka 10 juta, namun masih banyak ruang untuk pertumbuhan pengunjung Muslim. 

Pengunjung dari Indonesia, yang memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia, mengalami penurunan dari 4.000 selama dua tahun terakhir setelah mencapai 36 ribu pada 2014. Pengunjung dari Malaysia, yang memiliki populasi Muslim sekitar 60 persen, mencapai puncak 339 ribu tahun lalu setelah penurunan dari 17 ribu pada 2015. Sementara pengunjung dari negara-negara Timur Tengah hanya mengalami pertumbuhan moderat. Pengunjung dari Uni Emirat Arab dua kali lipat menjadi 934 orang tahun lalu, sedangkan yang dari Arab Saudi tumbuh sebesar 28 persen menjadi 273 orang tahun lalu, dan orang-orang dari Kuwait tumbuh sebesar 8 persen menjadi 126 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement