Selasa 07 Mar 2017 15:41 WIB

GIPI: Industri Kuatkan Peran untuk Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Ketua GIPI Didien Junaedy saat membuka FGD bertajuk
Foto: Forwapar
Ketua GIPI Didien Junaedy saat membuka FGD bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menggelar diskusi bertajuk "Harmonisasi dan Sinergi Industri Pariwisata". Diskusi ini sebagai bagian dari usaha GIPI menjembatani pemerintah dan industri dalam rangka menghasilkan kebijakan yang bermanfaat dan ikut serta memajukan SDM dan destinasi pariwisata Indonesia.

"Kegiatan ini dalam rangka kerja sama dengan tujuan membangun komitmen bersama antara pelaku usaha dalam memajukan pariwisata Indonesia," ujar Didien Junaedy selaku Ketua Umum GIPI, dalam diskusi yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta.

Didien mengatakan, melalui diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategi pariwisata juga dalam meningkatkan daya saing dan menyatukan segala daya dan upaya dalam mencapai target 15 juta wisatawan mancanegara di 2017 dan 20 juta wisatawan mancanegara di 2019.

"Diharapkan FGD ini fokus dalam usaha sebagaimana memenangkan peran dengan goal mencapai target 15 juta wisman," kata Didien.

Tahun 2017, dikatakan Didien, adalah momentum untuk meningkatkan kegiatan penjualan produk wisata secara maksimal. Karena pada dua tahun terakhir kegiatan branding dan advertising oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata secara global dan massif telah berhasil membangun citra dan persepsi global terhadap destinasi Indonesia.

"Tahun ini sebagai momentum untuk melakukan selling the products sebagai upaya mencapai target pariwisata nasional," ujar Didien.

FGD berlangsung dalam dua sesi, yang masing-masing membahas tema "Peluang dan Tantangan Kolaborasi Pelaku Industri dan Kemenpar" dilanjutkan tema kedua "Industri dan Deregulasi Industri Pariwisata". Hadir sejumlah narasumber dari kalangan praktisi pariwisata, diantaranya Riyanto Sofyan dan Dony Oskaria.

"FGD berikutnya akan ada hampir setiap sebulan sekali, sehingga jelas apa yang harus kita sampaikan pada pemerintah, apa yang harus kita (industri) buat," kata Didien. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement