Sabtu 25 Feb 2017 21:20 WIB

Mencicip Uniknya Sensasi Kopi dari Tanah Papua

Rep: Kabul Astuti/ Red: Nur Aini
Meminum kopi (ilustrasi)
Foto: healthliving
Meminum kopi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Minum kopi sudah jadi bagian dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun, masih banyak masyarakat yang terjebak pada konsumsi kopi instan. Padahal, kopi-kopi khas Nusantara memiliki varian amat beragam.

Meski belum setenar kopi Toraja atau kopi Gayo, kopi Papua mempunyai cita rasa unik. Fruity, dengan sensasi manis karamel, dan sedikit aroma cokelat. Prawito Adi Nugroho, mencoba memperkenalkan kopi asli tanah Papua ini lewat merek Papous Coffee.

"Kami bekerja sama dengan petani di Papua, kebetulan sepupu saya punya bisnis di Wamena dan Sentani. Saya mulai menawarkan kopi ini tahun 2007, dimulai dari belajar sortir, roasting, dan cara bikin kopi yang benar," kata Prawito Adi saat berbincang di Festival Kopi dan Cokelat Sinpasa 2017, kepada Republika.co.id, Sabtu (25/2).

Ada beragam olahan kopi Papua yang ditawarkan oleh Papous Coffee, seperti black coffee, capuccino, vanilla latte, hazelnut latte, caramel, green tea, dan chocolate milk. Kopi ini juga bisa dicampur dengan varian kopi lain, seperti kopi Gayo atau Toraja untuk mendapatkan citarasa khas.

Adi mengatakan, secangkir kopi di Papous Coffee bisa didapat dengan kisaran harga Rp 25 ribu - Rp 40 ribu. Gudang kopi ini berada di wilayah Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, di samping Adi juga membuka kedai kopi di sebuah barber shop di DKI Jakarta.

Menurut Adi, kopi Papua punya citarasa yang khas. Ia bahkan mengaku pernah menemukan biji kopi dengan aroma roast beef atau daging sapi panggang pada satu kali masa panen 2010. Kopi Papua masuk kategori Arabica, dengan jenis pohon typica coffee. Para petani harus menempuh jarak 35 kilometer untuk mengangkut kopi ini dari ladang.

Awalnya, tutur lelaki asli Yogyakarta ini, tidak banyak yang kenal kopi Papua. Orang masih sangsi dengan jenis kopi ini. Seiring makin populernya kedai-kedai kopi asli Nusantara, orang pun mulai kenal beragam varian kopi. Menurut Adi, kopi Papua bahkan sangat diminati oleh para penikmat kopi dari mancanegara.

"Dulu zaman saya mulai nawarin kopi tahun 2007-2008, saya masok ke supplier itu susah karena orang belum ngerti kopi. Baru tahun-tahun sekarang orang mulai aware, salah satunya sejak ada film Filosofi Kopi. Orang jadi tahu ternyata kopi ada macem-macemnya," ujar Prawito Adi.

Baca juga: Festival Kopi dan Cokelat Hadir di Kota Bekasi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement