Selasa 21 Feb 2017 15:15 WIB

65 Persen Sinetron Indonesia Disebut Hasil Jiplakan

Anak menonton televisi (ilustrasi)
Foto: safebee
Anak menonton televisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN  -- Ketua Komisi III Lembaga Sensor Film (LSF), Mukhlis Paeni, menyebut banyak cerita sinetron di Indonesia merupakan hasil jiplakan. Hal tersebut dinilai mengkhawatirkan.

“Ini mengkhawatirkan, cerita-cerita (sinetron) yang berkembang di Indonesia lebih dari 65 persen adalah jiplakan,” kata Mukhlis saat menjadi pembicara dalam acara Sosialisasi Penyerapan Kearifan Budaya Lokal yang digelar oleh LSF di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (21/2).

Adapun modus yang digunakan dalam jiplakan itu adalah, meniru cerita-cerita serial televise di luar negeri. Namun, ada beberapa bagian cerita yang diubah sedikit. “Misalnya, kalau serial aslinya warnanya biru, tapi begitu dijadikan cerita sinetron di Indonesia jadi warna merah,” kata Mukhlis.

Pernyataan Mukhlis itu menanggapi kritikan budayawan dan penulis sinetron lokal, Zulhamdani yang menjadi peserta. Menurut dia, cerita sinetron di Indonesia banyak menjiplak cerita dari sinetron Korea ataupun Mandarin.

“Bagaimana mungkin penulis bisa cerita sinetron bisa  berkarya dengan murni jika dikejar tayang,” kata Zulhamdani yang sering membuat cerita sinetron di stasiun TVRI Kalimantan Timur itu.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement