REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran kedai kopi atau coffee shop terus tumbuh dewasa ini. Dinamika sosial, dan gaya hidup kaum urban juga turut meramaikan tempat ngopi yang kadang dibalut kafe.
Head of Marketing Maxx Coffee, Geoffry Samuel, mengatakan peluang pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri masih cukup terbuka. Karena potensi konsumsi kopi masih besar dan permintaan kopi dunia terus menanjak.
"Saat ini potensinya sangat luar biasa, apalagi Indonesia negara ketiga penghasil kopi terbesar di dunia," ucap Geoffry di Jakarta, Senin (13/2). Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar dengan produksi rata-rata sebesar 685 ribu ton per tahun atau 8,9 persen dari produksi kopi dunia.
"Dulu kopi pahit tapi sekarang bervariasi dengan kualitas yang baik juga," ungkapnya. Dia juga berpendapat, potensi ekonomi dari kedai kopi di Indonesia juga sangat tinggi karena masyarakat saat ini telah menjadikan kopi sebagai gaya hidup.
Baca juga: Tips Ngopi dari Chico Jerikho
Sementara Senior Manager Research Development Maxx Coffee, Edward Teonadi, menambahkan selama ini kedai kopi, Maxx Coffee menggunakan kopi arabica. Sekitar 70 persen berupa arabica lokal seperti Bali Kintamani dan Aceh Gayo, sedangkan sisanya berasal dari Brazil, Ethiopia, dan Colombia.
"Paling laris di Maxx Coffee itu black coffee, karena kami mampu menjaga kesegaran kopi sehingga aroma bisa terasa," ungkapnya.
Menurutnya, pengolahan bijih kopi di Maxx Coffee menggunakan medium roasting sehingga rasa kopi lebih optimal dan kaya. "Kami juga menggunakan mesin semi automatis yang mengandalkan kemampuan barista. Setelah 6 minuman kopi disimpan maka tidak dipakai lagi," tutur dia.
Selain itu, setiap tiga bulan Maxx Coffee selalu mengeluarkan varian terbaru. Meski Indonesia tidak mengenal 4 musim, Maxx Coffee rayakan musim semi dengan meluncurkan minuman terbarunya.
"Kami mengikuti rasa standar internasional, meski kami kopi lokal. Tapi kami tidak menjadikan permanen setiap kopi keluaran kategori musim kecuali Ice Coconut Coffee yang jadi produk permanen dan juga laris," jelas dia.