REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sektor Pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami peningkatkan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Penampakan turis asing dari negara-negara Eropa, Australia, Amerika Serikat, hingga timur tengah yang biasanya terpaku di Gili Trawangan, Lombok Utara, dan Pantai Senggigi, Lombok Barat, mulai menyebar ke sejumlah objek wisata di wilayah lain yang ada di Lombok.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Abdul Hadi Faisal mengungkapkan, potensi sektor pariwisata Lombok masih bisa terus berkembang pesat. "Yang paling potensial itu turis dari Cina yang berwisata di Malaysia," kata dia di Mataram, Sabtu (11/2).
Hadi mengatakan, sedikitnya 1,9 juta turis Cina telah mengunjungi Malaysia selama 2016. Rata-rata lama tinggal turis Cina di Malaysia itu sekitar tiga hari. "Nah, setelah itu bingung mau kemana, ada yang ke Bali, Jakarta, dan negara lain, ini pasar yang potensial untuk Lombok," lanjut dia.
Pemerintah Malaysia, kata dia, menargetkan 9 juta wisatawan asal Cina untuk tahun ini. Menurutnya, akan sangat potensial jika pasar turis Cina yang telah berada di Malaysia melanjutkan perjalanan wisatanya ke Lombok.
Terlebih, akses penerbangan langsung dari Malaysia ke Lombok saat ini sebanyak tiga kali sehari. Itu pun bisa bertambah jika menggunakan rute penerbangan dalam negeri semisal dari Jakarta atau Bali ke Lombok. "Sekarang tinggal bagaimana manajemen maskapai bisa memberikan harga khusus dalam menggaet wisatawan Cina di Malaysia untuk ke Lombok," katanya menambahkan.