Rabu 08 Feb 2017 13:30 WIB

Motivasi Jitu Jadi Ahli Keuangan Pribadi dan Keluarga

Menjadi ahli keuangan memerlukan ilmu serta praktik.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menjadi ahli keuangan memerlukan ilmu serta praktik.

REPUBLIKA.CO.ID, Sahabat, apa yang membedakan pemain amatir dengan profesional?

Jika parameter latihannya adalah ujian atau kompetisi, maka pemain amatir baru akan serius berlatih ketika akan mendekati hari H pertandingan. Sementara pemain profesional, ada atau tidak adanya pertandingan,  tetap berlatih.

Secara visi, pemain amatir hanya berlandaskan pada ujian atau pertandingan terdekat, sementara pemain profesional terus berlatih secara persisten untuk sebuah cita-cita jangka panjang.

Jika pemain amatir dan pemain profesional kita transformasikan sebagai ahli keuangan pribadi dan keluarga, maka seorang ahli atau pemain profesional dalam mengatur keuangan pribadi dan keluarga akan selalu menjadi pembelajar ada atau tidaknya ujian keuangan. Dan, selalu praktik untuk mengasah keterampilannya.

Visi yang diusung seorang ahli keuangan pribadi dan keluarga adalah bagaimana bisa mengelola sumber daya yang ada (manusia, aset, kapital dan lainnya) agar bisa dinikmati terus menerus.

Berikut Langkah-Langkah untuk menjadi ahli keuangan pribadi dan keluarga:

1. Financial Route (Rute Keuangan)

Sebuah perjalanan haruslah dimulai dari langkah pertama, tetapi untuk menentukan langkah pertama, kita mulai dari ujung perjalanan.

Jika langkah pertama dimulai dari prosesi pernikahan, maka ujung perjalanan keuangan nantinya adalah mewariskan harta yang bermanfaat hingga dihisab di akhirat, nantinya.

Dari ujung perjalanan inilah, bisa kita tarik menjadi sebuah rute perjalanan keuangan pribadi dan keluarga, dari sendirian menjadi menikah, punya anak hingga menikahkan anak. Rute imajiner ini, akan berhenti di setiap halte keuangan, yang disesuaikan dengan kondisi keuangan pribadi dan keluarga agar mengalami penyesuaian-penyesuaian.

2. Financial Map (Peta Keuangan)

Sehebat-hebatnya Anda berjalan, jika hanya mengandalkan fisik saja (baca : kerja keras), hanya akan sampai pada titik tercapek Anda.

Belum lagi, jika tidak adanya sebuah peta yang akan mempercepat menuju pulau tujuan keuangan, maka dipastikan Anda akan frustasi dikarenakan tiadanya petunjuk jalan dalam mencapai pulau keuangan impian Anda. Dengan adanya peta keuangan ini, akan mempermudah rute perjalanan Anda, tanpa harus mutar-mutar dalam ketidakjelasan dan ketidakpastian keuangan pribadi dan keluarga.

Peta ini ibarat umur kita, di usia kapan kita akan melewati kota-kota atau pulau impian kita. Alangkah indahnya jika tiap perhentian itu sesuai rencana keuangan pribadi dan keluarga. Jika tidak, siap-siap kita evaluasi agar tetap dalam jalur yang benar.

3. Financial Partner (Pasangan/Mentor Keuangan)

Jika kita sendirian berjalan dan mengarungi lautan keuangan pribadi dan keluarga, maka kita sendirilah yang merasakan suka dukanya. Tetapi jika adanya pasangan dan mentor kita, maka akan mempercepat mencapai tujuan keuangan pribadi dan keluarga tersebut.

Partner atau pasangan yang baik adalah yang saling menyemangati ketika suka dan duka. Ada kalanya, kita harus belajar ilmu-ilmu baru agar cara pandang dan wawasan intelektual kita menjadi jernih.

Jika memang harus memiliki Sertifikasi Perencanaan Keuangan, kenapa tidak Anda ambil untuk diaplikasikan dalam kehidupan keuangan pribadi dan keluarga Anda.

Lalu carilah mentor yang mau membimbing dan berbagi ilmunya sehingga nantinnya Anda bisa mandiri dan menularkan ilmu tersebut kepada orang lain yang membutuhkan.

4. Financial Transportation (Kendaraan Keuangan)

Setelah konsepnya Anda kuasai maka pemilihan instrumen atau kendaraan keuangan menjadi hal yang menentukan percepatan keuangan Anda. Jika Anda ingin hasil yang maksimal, maka kategori instrumen berbasis agresif, mutlak Anda jalankan.

Misalnya investasi berisiko tinggi seperti reksadana saham, unit link saham, bursa saham, dan lainnya.

Tetapi ingat, selalu yang namanya investasi harus dimulai dari dana cadangan, investasi risiko rendah, investasi risiko menengah dan terakhir investasi risiko tinggi, agar semua investasi yang kita lakukan terukur dan bisa dipertanggungjawabkan.

Cara mengukur dan memilih produk investasi yang benar adalah dengan :

A. Hasil, seberapa besar kemungkinan imbal hasilnya.

B. Risiko, apa saja risiko yang akan terjadi jika kita mengambil instrumen tersebut.

C. Likuiditas, seberapa cepat investasi tersebut kita cairkan jadi uang.

5. Financial Fuel (Bahan Bakar Keuangan)

Sebagus apapun transportasi kita, jika bahan bakarnya habis, ya akan mandek alias berhenti kendaraannya. Bukan spirit sprinter yang kita gunakan dalam berinvestasi, kecuali memang Anda sudah sangat ahli dan telah mengukurnya secara cermat, tetapi spirit maraton yang memiliki daya tahan dalam jangka panjang.

Sehingga konsep Dollar Cost Averaging alias melakukan investasi secara rutin dalam jangka panjang dengan jumlah uang yang sama akan menghindarkan dari kerugian secara jangka panjang.

Terakhir, seberapa istiqomah kita dalam berinvestasi dan mengatur keuangan pribadi dan keluarga akan menjadikan kita semakin ahli dalam manajemen keuangan.

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement