REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Banyuwangi kembali menyelenggarakan festival kelima kalinya sejak 2012. Kali ini, pemerintah setempat akan menggelar 72 event untuk menghibur masyarakat Indonesia hingga mancanegara.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival ini pada dasarnya bukan sekadar untuk mendongrak sektor wisata. Namun, upaya untuk mewadahi dan menumbuhkan kreativitas rakyat Banyuwangi. "Dan juga sebagai upaya konsolidasi antara rakyat dan birokrat daerah," kata Anas di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jakarta, Jumat (3/2).
Menurut Anas, festival tahunan ini juga ibarat rangkuman bagi segenap potensi Banyuwangi, baik dari seni, budaya, kekayaan alam hingga kreativitas rakyat. Apalagi untuk berbagai event anyar, dia menegaskan, ini menunjukan adanya kreasi dalam mengeksplorasi potensi dan talenta seni budaya di masyarakat. Oleh sebab itu, dia meyakini festival tahun ini bakal lebih kaya kandungan budaya dan potensi kreativitas masyarakatnya.
Adapun event besar yang akan terus disajikan tiap tahunnya, yakni Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (27 sampai 30 September) dan Banyuwangi Ethnic Carnival (11 November). Selanjutnya, Festival Gandrung Sewu (8 Oktober), Banyuwangi Beach Jazz Festival (2 September) dan Jazz Ijen (6 sampai 7 Oktober).
Untuk event baru di tahun ini akan ada Festival Sastra (26 sampai 30 April) dan Festival Teknologi Inovatif (19 sampai 22 Juli). Menurut Anas, kegiatan baru ini bertujuan untuk merangsang minat anak muda pada sastra dan teknologi. "Dan kalau difestivalkan, akan tumbuh perhatian pada dua bidang itu," kata dia.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meluncurkan Banyuwangi Festival 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta. Banyuwangi Festival (B-Fest) masuk ke dalam kalender event pariwisata nasional sebagai daya tarik untuk mendatangkan 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 265 juta wisatawan Nusantara (wisnus) pada 2017 ini.