Jumat 27 Jan 2017 23:00 WIB

Kiat BUMN Memberdayakan Ekonomi Dusun Ende

Suasana Dusun Sasak Ende, Lombok Tengah NTB
Foto: Dok hiru muhammad
Suasana Dusun Sasak Ende, Lombok Tengah NTB

REPUBLIKA.CO.ID, PUJUT -- Apabila anda hendak menuju ke wilayah Kuta Mandalika, di Lombok Tengah jangan lupa untuk menyempatkan diri mendatangi kampung wisata Sasak Ende. Di Kampung  yang dihuni 30 kepala keluarga dengan jumlah masyarakat mencapai 135 jiwa ini memiliki tradisi membuat kain tenun dan kerajinan tangan lainnya. 

Sebagian warga menempati rumah tinggal tradisional yang terbuat dari tanah liat, alang alang, kayu dan material tradisional lainnya. Membuat dusun seluas satu hektar yang merupakan tempat tinggal suku Sasak, masyarakat asli pulau Lombok ini terasa alami. 

Wilayah Ende yang berada di kecamatan Pujut ini bisa dijangkau dari kota Mataram, melalui perjalanan darat sejauh 40 kilometer. Dari arah Bandara international Lombok terletak di sebelah kanan jalan yang menuju ke arah pantai Kuta Mandalika. 

Pemerintah saat ini bersama sejumlah lembaga BUMN sedang giat mendorong pengembangan bisnis pariwisata di kawasan Nusa Tenggara Barat. Salah satunya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan mengupayakan Revitalisasi kampung wisata sasak ENDE.

Kampung ini menjadi kawasan percontohan di wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Di kampung ini Bank Mandiri sebagai anggota himpunan bank negara (Himbara) dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mendorong pengembangan wisata di Sasak Ende karena belum banyak diketahui wisatawan asing maupun lokal. 

Para wisatawan umumnya datang untuk wisata pantai atau Gili Trawang. Tapi tidak menikmati suasana pedesaan seperti Sasak. Program Ini akan memperkenalkan hasil karya ketrampilan masyarakat setempat seperti tenun kepada wisatawan mancanegara sekaligus pengembangan ekonomi masyarakat setempat. "Kami juga mendorong adanya home stay yang bisa digunakan wisatawan supaya mereka bisa merasakan suasana pedesaan yang asli," kata Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, Jumat (27/1). 

Menurut Kartika, perbankan akan membantu menyiapkan sistem pembayarannya. Nantia kerajinan seperti tenun bisa diperdagangkan ke e commerce agar mudah di akses secara online. Fasilitas transaksi e money memang belum diketahui masyarakat setempat, namun pihaknya tapi akan mensosialisasikan cara pembayaran modern itu. "Kita ingin juga masyarakat cash less,"  kata Kartika. 

Diharapkan dalam waktu dua sampai tiga bulan kegiatan ini sudah berjalan. Apabila hasilnya positif, program serupa akan digelar di beberapa desa seperti yang telah dilakukan di Borobudur bersama BUMN lainnya dibuat 7 balai ekonomi desa (Balkondes). "Kami di BUMN ingin pengembangan program Balkondes dan home stay di wilayah yang berpotensi besar," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement