Kamis 12 Jan 2017 20:15 WIB

Menyibak Potensi dan Ancaman Wisata Bahari Pulau Bair

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Pulau Bair di Maluku Tenggara.
Foto: IndonesiaTourism
Pulau Bair di Maluku Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, TUAL -- Pulau Bair yang terletak di Kota Tual, Provinsi Maluku mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun ternyata wilayah ini memiliki keindahan alam dan budaya yang cukup menarik.

Kota Tual sendiri merupakan salah satu kota di Provinsi Maluku yang berdiri pada 2007. Sebelumnya Kota Tual masuk dalam bagian dari Kabupaten Maluku Tenggara. Daerah ini memiliki keindahan bahari yang cukup memanjakan mata.

Hanya saja banyak lokasi wisata yang belum diketahui dan dikelola secara optimal. Saat ini pemerintah Kota Tual mulai melakukan pembangunan besar-besaran di bidang pariwisata. Terlebih, sejak ditetapkan sebagai salah satu surga tersembunyi oleh Kementrian Pariwisata.

Adapun salah satu wilayah yang akan dikembangkan menjadi wisata bahari unggulan adalah kawasan utara Kota Tua khususnya Pulau Bair. Pembangunan yang dilakukan dianggap dapat meningkatkan pariwisata lokal. Namun, disisi lain muncul kekhawatiran karena pembangunan yang dilakukan kurang memperhatikan lingkungan dan kesiapan masyarakat.

Melihat kondisi itu, sekelompok mahasiswa UGM bergerak melakukan penelitian untuk mendata potensi-potensi yang ada di Pulau Bair dan Kota Tual. Penelitian ini diketuai oleh Ansye Nanholy, alumnus S2 Teknik Sipil UGM yang beranggotakan Sultan Kurnia AB dan Muslim Dima Khoiru Dhony dari Departemen Arkeologi UGM,  serta Dani Ninilouw dari Universitas Pattimura.

Penelitian sendiri dilakukan selama lima bulan mulai dari Agustus hingga Desember 2016. Dari hasil pendataan diketahui bahwa Kota Tual memiliki potensi wisata yang cukup besar. Antara lain, mempunyai garis pantai pasir putih yang bersih dan pulau-pulau kecil dengan karakteristik unik. "Tradisi dan budaya masyarakatnya juga masih terjaga," kata Sultan, Kamis (12/1). Sayangnya, kekayaan alam bawah laut, khususnya terumbu karang di daerah tersebut mengalami ancaman kerusakan yang cukup besar. Pasalnya, masih banyak penggunaan bom dalam kegiatan penangkapan ikan oleh para nelayan.

Sultan menuturkan, dipilihnya Kota Tual sebagai salah satu hub tol di bagian tenggara Indonesia dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Tual. Dengan hub tol ini menjadikan Kota Tual sebagai titik kumpul dan transit, sehingga jumlah kunjungan ke Kota Tual akan semakin meningkat.

Sultan mengemukakan, pembangunan wisata bahari di wilayah utara Kota Tual akan dilakukan dalam beberapa tahap oleh pemerintah setempat. Tahap pertama, dilakukan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Wisata. "Selanjutnya, hasil tersebut akan diimplementasikan di tahun kedua antara lain zonasi wilayah, pembangunan jembatan di tengah-tengah Pulau Bair, pembangunan dan penataan kembali fasilitas wisata di sepanjang garis pantai, revitalisasi kesenian dan budaya masyarakat," ujar Sulton. Selain itu juga melakukan pemberdayaan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement