REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Angin semilir menyibak rambut-rambut penumpang. Sembari memotret dan melakukan swafoto, sejumlah penumpang tampak menikmati sensasi menaiki kendaraan yang diberi nama Unforgettable City tour at Lovable city (Uncal), bus pariwisata pertama yang dimiliki Kota Hujan.
Diajak menyusuri seputaran Kota Bogor, para penumpang juga disuguhi pemandu yang menjelaskan sejarah-sejarah kawasan yang dilewati. Tak lupa, setiap pasang mata tak hentinya melirik seketika bus serupa kereta mini didominasi warna biru ini melintasi sepanjang jalan raya.
Mengambil start di Plaza Balaikota, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, akhir pekan ini, mengajak sejumlah warga menikmati si Uncal. Tur itu sebagai ujicoba bus yang nantinya akan melayani para wisatawan. Penumpang diajak mengenali rute dan destinasi wisata yang akan dilalui Uncal nantinya. Mengenakan kemeja kotak-kotak biru seraya berdiri menghadap penumpang di balik kemudi, Bima juga sesekali berperan sebagai pemandu.
"Ini dulunya tempat favorit untuk bunuh diri, karena dijadikan tempat berekspresi warga Bogor, dinamakan Taman Ekspresi," ujar Bima saat Uncal melewati Taman Ekspresi.
"Bus ini selain untuk berkeliling, juga berfungsi untuk olahraga," canda Bima sambil memperagakan gerakan naik turun lewat tiang disambut derai tawa penumpang.
Pertama-tama, bus menyusuri Jalan Juanda - Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Pemuda dan Jalan Heulang untuk selanjutnya masuk Jalan Ahmad Yani. Dari situ, perjalanan dilanjutkan kembali ke Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Jalak Harupat - Jalan Salak dan memutar di kawasan Taman Kencana. Selanjutnya kembali ke Jalan Salak - Jalak Harupat - Jalan Pajajaran dan menuju Tugu Kujang serta Tepas Salapan Lawang Dasakerta, sampai akhirnya kembali ke Jalan Juanda menuju Plaza Balaikota.
Wali Kota Bogor itu sekilas berkisah tentang sejarah asal-usul Hotel Salak, Gedung Bakorwil, Museum PETA, Istana Kepresidenan Bogor, Taman Kencana hingga Tugu Kujang dan Tepas Salapan Lawang Dasakerta. Jalan Jalak Harupat, menurutnya akan dijadikan jalan bernuansa romantis. Nantinya, orang bisa berlarian, bersepda, dengan melihat pemandangan berlambangkan cinta. Di sebelah Kedai Kita, nantinya juga akan dibangun Taman Cinta.
"Taman Sempur (samping Taman Ekspresi) juga 90 persenan sudah selesai, rumput kita alami, tidak pakai sintetis, lebih bagus dari rumput sintetis Bandung," canda Bima lagi diikuti riuh tepuk tangan penumpang.
Dengan naik bus wisata Uncal, penumpang tak hanya menikmati nuansa berbeda Kota Bogor. Mereka juga banyak mendapat pengetahuan dan sejarah masa silam. Khususnya sejarah zaman kolonial Belanda, ketika Bogor dikenal sebagai Buitenzorg.
"Sementara busnya belum bertambah, baru satu, dan rutenya seperti itu. Rencana tahun ini tambah lima bus. Nanti sampai 10 bus, rute-rute akan dikaji lagi, apakah singgah di sentra kuliner," jelas Bima.