Rabu 21 Dec 2016 18:05 WIB

Kemenpar Siapkan 3 Program untuk Capai 15 Juta Wisman

Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat memberikan materi pada jumpa pers akhir tahun di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (21/12).
Foto: Dok: Puskompublik Kemenpar
Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat memberikan materi pada jumpa pers akhir tahun di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka percepatan pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyiapkan tiga program prioritas di tahun 2017. Hal itu bertujuan untuk mencapai kunjungan wisman 15 juta di tahun depan.

Tiga program prioritas Kemenpar yang akan diimplemtasikan tahun 2017 yakni, digital tourism, homestay (pondok wisata), dan konektivitas udara. Menpar menegaskan, untuk meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan digital tourism menjadi strategi yang harus dilakukan untuk merebut pasar global khususnya pada 12 pasar yang tersebar di 26 negara.

Program digital tourism baru-baru ini dimulai dengan meluncurkan ITX (Indonesia Tourism Exchange) yang merupakan digital market place platform dalam ekosistem pariwisata atau pasar digital yang mempertemukan buyers dan sellers dimana nantinya semua travel agent, akomodasi, atraksi dikumpulkan untuk dapat bertransaksi. "Kami berharap triwulan II/2017 sudah operasional 100 persen dan semua industri pariwisata sudah go digital," kata Menpar Arief Yahya.

Selain itu, dengan diluncurkannya War Room M-17 di Gedung Sapta Pesona, pemantauan teknologi digital semakin mudah. Dalam ruangan tersebut terdapat 16 layar LED touch screen untuk memantau 4 aktivitas utama yakni, pergerakan angka-angka pemasaran mancanegara dan pemasaran nusantara, tampilan big data berisi keluhan, kritik, saran, dan semua testimoni baik negatif maupun positif. Pusat intelejen ini menampilkan pergerakan wisman dan wisnus secara real time update termasuk data strategi untuk menghadapi kompetitor. Selain itu ditampilkan pula indikator positif maupun negatif mengacu pada Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF) sebagai standar global.

Menpar Arief Yahya juga memaparkan program pembangunan homestay sebagai program pembangunan 'desa wisata' yang akan dimulai kembali tahun 2017 dalam rangka mendukung percepatan pembangunan 10 destinasi prioritas sebagai 'Bali Baru'. Kemenpar baru-baru ini telah menyelenggarakan sayembara desain homestay dan hasil karya para pemenang sayembara itu akan dijadikan model homestay di 10 destinasi prioritas dan sekaligus dalam upaya mengembalikan arsitektur tradisional di daerah tersebut. "Tahun 2017 kami menargetkan membangun 20 ribu homestay, tahun 2018 sebanyak 30 ribu, dan tahun 2019 sebanyak 50 ribu unit. Sebagai quick win pada triwulan I/2017 akan dibangun 1.000 homestay di 10 destinasi prioritas dan destinasi lainnya di antaranya Mandalika dan Borobudur masing-masing sebanyak 110 homestay," tambah Menpar Arief.

Program prioritas 2017 yang dianggap paling strategis dan mendesak adalah pembangunan konektivitas udara. Mengingat sekitar 75 persen kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya jumlah kursi pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target tahun 2017 hingga 2019 mendatang.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016, sedangkan untuk target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat. Untuk target 18 juta wisman tahun 2018 membutuhkan tambahan 3,5 juta seat atau menjadi 7,5 juta seat, sedangkan untuk mendukung target 20 juta wisman pada 2019 perlu tambahan 3 juta seat atau menjadi 10,5 juta seat pesawat.

Sementara itu untuk memenuhi tambahan 4 juta seat dalam mendukung target 15 juta wisman pada 2017, Kemenpar melakukan strategi 3 A (Airlines, Airport & Air Navigation Authorities). Strategi itu diawali dengan melakukan nota kesepahaman (MoU) kerjasama dengan perusahaan penerbangan Indonesia dan asing yaitu PT Angkasa Pura I & II dan AirNav Indonesia dalam upaya menambah direct flight (penerbangan langsung) berjadwal melalui pembukaan rute baru, extra flight, maupun flight baru dari pasar potensial serta pemberian incentive airport charge dan pengalokasian prioritas slot di sejumlah bandara internasional di Indonesia, serta promosi bersama dalam mewujudkan partnership action program untuk mendukung target pariwisata 2019. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement