Sabtu 17 Dec 2016 15:11 WIB

2017, Sumsel Fokus Bidik Wsata Halal

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
  Disbudpar Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (16/12) meluncurkan program wisata halal 2017 yang dilakukan Kepala Disbudpar Sumsel Irene Camelyn bersama stake holder pariwisata. (Foto: Republika/Maspril Aries)
Foto: Republika/Maspril Aries
Disbudpar Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (16/12) meluncurkan program wisata halal 2017 yang dilakukan Kepala Disbudpar Sumsel Irene Camelyn bersama stake holder pariwisata. (Foto: Republika/Maspril Aries)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Termotivasi prestasi Indonesia pada ajang “World Halal Tourism Award 2016", Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Selatan (Sumsel) pada 2017 akan fokus membidik wisata halal. Jumat (16/12) Kepala Disbudpar Sumsel Irene Camelyn bersama stakeholder pariwisata meluncurkan “Wisata Halal 2017.”

“Agar Sumatera Selatan tidak tertinggal maka harus segera merealiasikan program wisata halal. Pada 2017 dan 2018 Sumsel akan memiliki sejumlah even dengan tamu dari berbagai negara yang penduduknya muslim. Mereka merupakan target wisatawan yang akan datang ke Sumsel,” katanya.

Menurut Irene, pada 2017, sektor pariwisata Sumsel tetap menghadapi keterbatasan anggaran karena adanya efisiensi pada APBN dan APBD Sumsel. “Dengan keterbatasan tersebut Sumatera Selatan tidak boleh tertinggal dari daerah lain khususnya program wisata halal. Melalui wisata halalm Sumsel dapat menyajikan berbagai kuliner halal,” ujarnya.

 

Selain berbagai kuliner halal, Sumatera Selatan menurut Kepala Disbudpar, juga memiliki destinasi wisata religi atau rohani yang selama ini telah menjadi destinasi para wisatawan dalam dan luar negeri.  “Sumatera Selatan memiliki komplek asrama haji dengan fasilitas terlengkap, ada mock up pesawat angkutan haji, replika Kabah dan lintasan sai dengan ukuran yang sama yang ada di Makkah,” ujarnya.

Destinasi wisata religi lainnya menurut Irene Camelyn, ada Bait Alquran Akbar yang merupakan Alquran terbesar di Indonesia. Juga ada Kampung Arab Al Munawar yang menarik dengan kulturnya, serta ada Masjid Cheng Ho Sriwijaya.

“Destinasi wisata halal  atau religi saat ini bukan hanya dibutuhkan umat muslim saja tapi wisata halal ini menjadi kebutuhan seluruh wisatawan di seluruh dunia,” kata mantan Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumsel.

Untuk mewujudkan wisata halal di Sumsel menurut Irene Camelyn membutuhkan komitmen semua stakeholder.  “Untuk mengembangkan pariwisata Sumsel harus ada keterlibatan semua pihak, pemerintah , industri pariwisata, komunitas, akademisi dan media massa yang bersatu maka pembangunan pariwisata terkonsep dan sinergi,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement