REPUBLIKA.CO.ID, Yuniati bergegas meninggalkan rumahnya di daerah Bojonggede, Kabupaten Bogor. Dengan menggunakan moda transportasi kereta, Sabtu (3/12) dia meluncur ke Serpong tepatnya di Ruko Pasar Moderen, Bumi Serpong Damai, tempat Bogasari Baking Center (BBC) Puspita berdiri.
Pagi itu, Yuniati akan mengikuti kelas memasak di BBC dengan tiga menu yang akan dipraktikkan, yakni Mie Ayam, Brownies Kukus dan Christmast Stollen. Ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti kelas memasak yang dikelola profesional tentu dengan pengajar yang profesional pula.
Bagi sebagian besar perempuan, memasak mungkin bukan sesuatu yang terlalu istimewa. Pekerjaan ini boleh dibilang sudah menjadi santapan harian terutama kaum ibu. Yuniati pun demikian. Bahkan, ibu satu anak ini sehari-harinya bergelut di dapur dan hasilnya kemudian dipasarkan ke tetangga kompleksnya atau untuk memenuhi pesanan secara online atau daring.
Tatkala mendapat tawaran ikut kelas memasak, tanpa berpikir dua kali, Yuniati langsung mengiyakan. Dalam benaknya, dengan ikut kelas memasak, pengetahuan tentang dunia kulinernya tentu akan semakin bertambah. "Motivasi ikut kelas memasak terutama agar bisa mendapatkan trik-trik mengolah makanan yang biasanya tidak didapati dari teori di dalam resep. Dengan praktik langsung dan dipandu chef yang profesional, pastilah dapat sesuatu ilmu yang baru," ujar Yuniati.
Harapannya itu pun kesampaian. Saat mengikuti kelas memasak di BBC, Yuniati mengaku puas dengan ilmu yang dibagikan oleh Kepala BBC Puspita, Chef Chairil Ichwan. Chef Ichwan mengajarkan tiga macam menu, dimulai dari pengantar pengenalan bahan-bahan yang akan digunakan.
Di kelas awal ini, Ichwan memberikan penjelasan cukup gamblang tentang perbedaan bahan, kegunaan, fungsi, komposisi dan berbagai hal menyangkut bahan-bahan yang akan diolah. "Kita perlu mengenali bahan yang sesuai peruntukannya. Misalnya untuk tepung, harus dipahami bahwa kalau ingin membuat roti, harus menggunakan tepung terigu protein tinggi. Terigu yang berbeda akan dipakai jika ingin membuat misalnya cake atau kue kering," jelas Ichwan.
Salah satu 'ilmu' yang dibagikan Ichwan adalah jika membuat sebuah masakan terutama kue, takaran dalam resep harus betul-betul dituruti. Namun jika ingin mengubah bahan, tak ada masalah. Perubahan bahan dalam sebuah resep, menurut Ichwan hanya akan berdampak pada rasa yang dihasilkan, perbedaan tekstur yang lembut atau lebih lembut, dan tentu saja pada harga.
Inilah salah satu 'ilmu' yang diperoleh Yuniati dan membuatnya senang. "Pengajarnya oke, asyik dan tidak membosankan. Asyiknya karena kita diajarkan mengolah makanan dengan fleksibel, penggunaan bahan tidak terpaku pada resep. Karena tergantung tujuannya, apakah membuat kue untuk bisnis, hobby atau untuk dikonsumsi sendiri, tinggal pilih," katanya.
Rampung dengan penjelasan resep dan pengenalan bahan-bahan, selanjutnya beralih pada praktik langsung. Di kesempatan ini, semua peserta akan mempraktikkan sendiri resep yang sudah dijelaskan oleh Ichwan. Tak lupa aturan-aturan di dapur pun dijalankan di kelas ini. "Tangan harus dicuci bersih, kuku tak boleh panjang, cincin dan jam tangan harus dilepas, silakan pakai apron," ujar Ichwan.
Maka saat itu, peserta kelas memasak pun akan bergaya laksana chef profesional. Selama mengikuti program, semua fasilitas di ruang dapur yang cukup lega itu bebas dipakai oleh peserta. Enaknya lagi, peserta kelas memasak tak harus dipusingkan dengan urusan cuci mencuci peralatan kotor karena sudah ada helper yang bertugas untuk itu.
Selama sekitar enam jam, peserta BBC akan mempraktikkan tiga macam masakan. Waktu yang cukup lama itu diselingi jeda untuk istirahat makan siang dan shalat.
Pengalaman mengikuti kelas memasak menurut Yuniati membuka pikirannya bahwa belajar memasak otodidak atau hanya mengandalkan resep-resep yang berselieran di dunia maya ternyata tak cukup. "Setelah ikut kelas memasak ini, jadi berpikir memang perlu secara berkala mengikuti kelas-kelas seperti ini untuk mengasah atau meng-upgrade ilmu. Jadi yang merasa ilmu memasaknya nol sangat bermanfaat ikut BBC. Dan yang sudah merasa ahli pun tak ada ruginya karena akan mendapat banyak tambahan ilmu," katanya.
Contoh sederhana, adalah saat sesi pembuatan mie ayam. Kuliner yang satu ini boleh dibilang hampir semua orang menyukainya. Namun tak banyak yang mau berusaha membuat sendiri mi itu dan lebih memilih membeli jadi. Padahal, dengan membuat mi sendiri, bisa dijamin lebih sehat dan lebih ekonomis.
Yuniati pun merasa takjub dengan ilmu baru yang diperolehnya saat membuat mi. Terutama untuk menghasilkan mi yang bentuknya keriting. Saat Chef Ichwan ditunjukkan teknik pembuatan mi keriting, hampir serentak peserta mengungkapkan kekagumannya. Padahal, caranya sederhana saja.
Adonan lembaran mi yang akan dipotong, cukup ditahan dengan tangan agar tidak langsung jatuh ke permukaan meja. Dengan menahannya, saat adonan yang digiling terus bertambah maka akan menghasilkan lembaran-lembaran mi yang bergelombang. "Wah, ini ilmu sederhana yang belum tentu bisa didapatkan. Enggak nyangka triknya sesederhana itu," kata Yuniati sambil tertawa.
***
BBC adalah salah satu divisi yang dimiliki oleh PT Bogasari Flour Mills. Perusahaan ini didirikan secara notarial pada 19 Mei 1969 sebagai Perseroan Terbatas (PT) dengan fungsi sebagai pengolah yang menggiling gandum menjadi tepung terigu.
BBC hadir untuk menciptakan dan mengembangkan keahlian seseorang untuk membuat aneka makanan berbasis terigu. Selain memberikan pengetahuan dasar mengenai proses pengolahan makanan yang benar, di BBC, seseorang juga bisa belajar memulai usaha. Karena tak hanya diajarkan membuat aneka masakan, BBC juga akan mengajarkan bagaimana hitung-hitungan bisnis, bantuan jaringan ke peralatan, mesin dan bahan pendukung.
"Alumni yang pernah ikut di BBC juga akan terus dipantau, BBC siap memberikan konsultasi kepada alumni, memantau perkembangan usaha yang dijalankan karena salah satu tujuan kita mengembangkan UKM binaan Bogasari," Rudianto Pangaribuan, Public Relation Bogasari Division.
Program pelatihan yang dijalankan di BBC antara lain dirancang memenuhi dan memudahkan kebutuhan belajar dalam membuat aneka sajian berbahan baku tepung terigu. BBC juga dilengkapi fasilitas seperti pengajar yang berpengalaman, berbagai resep, bahan-bahan berkualitas juga peralatan yang lengkap, serta ruangan kelas yang sejuk dan bersih. Hasil praktik memasak juga akan dibawa pulang.
Adapun program-programnya antara lain program utama yakni paket roti, cake, pastry, kue kering dan mi. Sedangkan untuk program lanjutan tersedia paket roti, cake, pastry dan kue kering. Selain itu ada juga paket pelatihan hobbyist dan menyambut hari-hari khusus. Paket yang ditawarkan ini ada yang dilaksanakan sehari namun ada juga yang hingga lima hari.
Rudianto mengatakan saat ini BBC sudah tersebar di sejumlah daerah. Untuk wilayah Jabodetabek saja, Rudianto menjelaskan, BBC bisa ditemukan di wilayah Tanjung Priok dan Kelapa Gading Jakarta Utara, BBC Fatmawati di Jakarta Selatan, BBC Puspita BSD, Serpong, dan BBC Bogor. Sedangkan di luar Jabodetabek, BBC juga hadir di Aceh, Medan, Palembang, Banjarmasin, Samarinda, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Kediri, Semarang, Surabaya dan Surakarta.