REPUBLIKA.CO.ID, BANDA -- Kepulauan Banda Neira di Maluku dikenal dengan penghasil biji pala. Nyatanya daging yang menutupi bijinya pun dapat diolah untuk menjadi minuman sirup.
Sirup pala sangat mudah ditemukan di pusat Kecamatan Banda. Warung-warung kecil menjajakannya dengan botol-botol kaca bening yang menunjukan warna kecoklatan sirupnya.
Salah satu warung yang menjual dan memproduksi sendiri olahan daging pala ini adalah Sari Banon berusia 70 tahun. Sudah 45 tahun dia menggeluti olahan pala yang resepnya didapat dari neneknya yang merupakan pesuruh orang Belanda ketika masa-masa kejayaan pala.
Untuk cara pembuatan sirup, Sari memiliki dua metode yang digunakan. Versi pertama daging pala diparut hingga mengelurkan sari-sari, kemudian sari itu dimasak dengan gula pasir sebanyak dua kilogram untuk 100 pala.
Sedangkan cara kedua dengan merebus terlebih dahulu daging pala setelah matang, baru diperas ambil sarinya. Sari hasil rebusan ini kembali direbus ulang dengan lima kilo gula untuk 100 buah pala.
"Semuanya itu tidak dikasih air ya, jangan, memang asli sarinya hasil diperas," kata ibu asli penduduk Pulau Neira.
Untuk rasa sendiri, sirup ini seperti asam jawa, namun, lebih kuat dengan sedikit rasa pedas. Setelah meminum pun rasa pala akan tetap menempel di tenggorkan sampai beberapa lama.
Jika pengolahan benar, maka sirup ini bisa bertahan hingga satu tahun meski tanpa pengawet. Sari mengatakan, pala sendiri sudah sering menjadi alat pengawet makanan, apalagi ditambah gula maka akan semakin lama bisa dikonsumsi.