Jumat 18 Nov 2016 12:25 WIB

Cara Memilih Biaya Haji Sesuai Kebutuhan

Ibadah Haji
Foto: Republika/Amin Madani
Ibadah Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah haji adalah suatu kegiatan yang suci yang dilakukan oleh semua umat islam di seluruh dunia, yang telah mampu dan berkecukupan, dengan tujuan untuk semakin dekat dengan sang pencipta dan melakukan ritual ibadah dengan maksimal. Ibadah haji selalu berkaitan dengan anggaran yang diperlukan untuk bisa menjalankan ibadah tersebut yang cenderung tidak murah.

Biasanya, calon jamaah akan dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu haji reguler atau haji plus. Keduanya tentu memiliki perbedaan dalam anggaran dan fasilitas yang akan didapat nantinya.

Umumnya, masyarakat di Indonesia akan memilih haji reguler, dengan alasan biayanya tidak terlalu tinggi seperti yang plus. Selain itu, kepengurusan dokumen dan yang lainnya juga dijamin aman dan teratur di bawah pengawasan Menteri Agama. Namun, setelah adanya peraturan baru, untuk calon jamaah haji reguler diharuskan mengantri saat akan naik haji.

Selain itu, frekuensi berangkat haji juga diatur waktunya. Haji plus ternyata bisa menjadi pilihan calon jamaah yang tidak ingin mengantri keberangkatan terlalu lama. Namun, risikonya biaya yang ditanggung cukup tinggi.

Jika Anda sudah memiliki rencana untuk menjalankan ibadah haji dan mulai menyiapkan dananya, namun anda masih bingung antara Haji Reguler atau Haji Plus, tidak usah terlalu khawatir, simak uraiannya berikut ini.

Ibadah Haji Membutuhkan Dana yang Banyak

Baik reguler maupun plus, keduanya membutuhkan dana yang maksimal yang harus dikeluarkan oleh calon jamaah haji di seluruh dunia. Besarnya biaya haji setiap tahunya tergantung pada nilai dolar. Jika nilai uang tersebut sedang tinggi, maka biaya haji cenderung akan meningkat. Biaya tersebut juga rupanya sudah termasuk tiket pesawat, pajak bandara, passengger service, penginapan dan uang saku. Setiap tahunya, biaya tersebut akan diperbarui oleh pemerintah secara resmi melalui situs Kementerian Agama.

Mengikuti Program Haji Pemerintah

Biasanya ditemukan beberapa kasus calon jamaah haji yang ilegal dan berangkat haji secara mandiri, sehingga setelah tiba di Tanah Suci, mereka ditolak dan tidak dianjurkan melakukan semua ritual ibadah haji. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya ikuti Program Haji Pemerintah. Kepengurusan visa sebagai surat izin juga akan resmi. Berangkat haji melalui jalur Pemerintah juga akan membuat aman, karena saat terjadi masalah, Pemerintah yang akan menangani lebih lanjut.

Artikel ini merupakan kerjasama antara Republika.co.id dengan Cermati.com, portal pembanding produk keuangan Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement