REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Ratusan pohon cemara udang berjajar dengan rapi tak jauh dari Gumuk Pasir Parangtritis, Yogyakarta. Hutan Cemoro Sewu, begitulah masyarakat sekitar menyebut kawasan tersebut. Meski berada di pinggir pantai, area seluas tiga hektar tersebut sangat terasa sejuk. Bahkan angin sepoi-sepoi tak jarang membuat para pengunjung mengantuk.
Meski dikenal sebagai hutan, suasana Cemoro Sewu lebih mirip seperti taman bermain alami. Di bawah pepohonan rindang terdapat bangku dan meja yang terbuat dari kayu. Ada juga ayunan sederhana yang menggantung di beberapa batang pohon. Semakin mendekat ke bibir pantai, terdapat gardu pandang yang cukup tinggi.
Pengelola Hutan Cemoro Sewu, Darisman (45) menuturkan, cemara udang yang berdiri sekarang sudah mereka tanam sejak delapan dan tiga tahun lalu. Awalnya pohon tersebut sengaja ditanam untuk menahan abrasi pantai dan melindungi pesawahan milik masyarakat yang berada di sekitar Gumuk Pasir.
"Arus pasir kan biasanya merembet ke lahan pertanian di sini. Ya tujuannya tanam pohon cemara ini untuk menjaga pertanian," kata pria yang tinggal di Dusun Grogol 7, Parangtritis itu. Namun lambat laun pohon cemara itu semakin menunjukkan keindahannya. Sehingga masyarakat berinisiatif untuk mengelola hutan pinggir pantai tersebut sebagai objek wisata baru.
Maka sejak sembilan bulan lalu, Paguyuban Pengelola Pantai Cemoro Sewu mulai membuka area tersebut sebagai alternatif tempat wisata bagi para pelancong. Meski hanya memiliki fasilitas sederhana berupa toilet, mushala, dan panggung umum, saat ini pantai tersebut mulai dikunjungi banyak orang.
Untuk dapat berwisata ke Cemoro Sewu, pengunjung hanya dikenakan tiket parkir, Rp 3.000 bagi kendaraan beroda dua, dan Rp 10 ribu bagi kendaraan roda empat. Di sana, siapa pun dapat menikmati ketenangan hutan pinggir pantai seharian penuh.
Adapun kebanyakan pengunjung saat ini berasal dari kalangan mahasiswa. Mereka juga kerap menggelar camping di pinggir pantai. "Kalau camping seperti itu biasanya kami jaga. Karena kalau malam, hutan di sini kan gelap. Penerangan sengaja dimatikan," ujar Darisman.
Jumlah kunjungan terbilang ramai setiap akhir pekan. Walau baru beberapa bulan dibuka, pendapatan parkir Cemoro Sewu bisa mencapai Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per bulan. Namun, ada hal penting yang harus diperhatikan di Cemoro Sewu, yakni imbauan untuk tidak berenang di pantai. "Ombak di sini tinggi, arusnya juga kencang. Jadi memang sebaiknya tidak berenang," kata Darisman.
Meski begitu, pengunjung asal Yogyakarta, Sukma Indah (28) mengaku senang bisa berwisata ke Cemoro Sewu. Pasalnya baru kali ini ia melihat hutan di pinggir pantai.
Awalnya, ia hanya kebetulan lewat di sekitar Gumuk Pasir Parangtritis. Namun karena penasaran, akhirnya Sukma mencoba masuk ke area wisata baru tersebut. Lagi pula menurutnya, lokasi Cemoro Sewu sangat strategis, yakni berada di tengah-tengah Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Jaraknya dari Gumuk Pasir juga hanya 100 meter.
"Di sini sejuk ya. Beda sama pantai yang lain. Lebih tenang juga," tuturnya. Meski masih memiliki sarana dan prasarana yang sederhana, menurut Sukma, Hutan Cemoro Sewu layak dijadikan sebagai objek wisata yang harus dikunjungi jika ke Yogyakarta.