Senin 14 Nov 2016 18:59 WIB

Ngopi di Kebun Kopi Liberika

Rep: Priyantono Oemar/ Red: Indira Rezkisari
Proses penggilingan basah kopi.
Foto:
Sapura sedang menyangrai biji kopi sambil berbincang dengan Melda Sitompul dkk.

Kopi liberika panen dua kali dalam setahun, di bulan Juli-Agustus dan bulan Februari-Maret. Kendati begitu, di luar bulan itu mereka selalu menyisir kebun, karena ada satu-dua buah matang yang harus dipetik.

Sumarno mengaku telah mengenal kopi liberika sejak 1983 saat ia membantu mengolah kebun kopi pamannya. Masyarakat Tanjung Jabung Barat mendapat bibit kopi liberika dari Malaysia. Pertamakali yang menanam adalah H Sayuti pada 1964 sepulang dari Malaysia. ‘’Kita tak tahu apa nama kopinya sampai ada petugas Puslit Koka Jember yang menelitinya dan menyebutnya kopi liberika,’’ ujar Sumarno.

Selama ini, di Tanjung Jabung ada pengepul kopi yang membeli dari mereka. Pengepul itu kemudian menjualnya ke eksportir yang mengirim kopi ke Malaysia. ‘’Yang kita jual ke Malaysia selama ini ya kopi asalan, karena kita belum tahu standar pengolahannya,’’ ujar Sumarno.

Setelah mendapat pengesahan indikasi geografis, pelatihan-pelatihan pun mereka dapatkan sehingga bisa mengolah kopi sesuai standar internasional. ‘’Tahun 2015 kita tanam dilahan baru seluas 32 hektare, tetapi karena belum dibuatkan parit-parit, ketika hujan kebun kebanjirkan dan tanaman kopinya mati,’’ kata Sumarno.

Saat ada pameran perdagangan di Jakarta Oktober lalu, mereka hadir juga. ‘’Ada calon pembeli Malaysia, kita cocok di harga Rp 20 ribu per ons, tapi minta syarat merek kita dicopot lalu diganti merek Malaysia,’’ ujar Murdianto. Kini pihaknya sedang meminta pertimbangan dari Dinas Perkebunan boleh-tidaknya memenuhi permintaan calon pembeli dari Malaysia itu.

Meski kopi membutuhkan ketelatenan dalam perawatan, Sumarno mengaku tak akan mengganti kebun kopinya dengan sawit. Ia tetap memilih tiap hari ke kebun kopi, berbeda halnya jika ia mengelola kebun sawit,yang tak harus tiap hari ditengok.

 ‘’Kata orang tua dulu, jika sering ditengok tanaman akan lebih subur, lebih gembira, sehingga buahnya juga banyak,’’ ujar Sumarno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement